Wastra Bumi Hadirkan Sashiko di Sekolah : Sulam Tradisi, Ubah Limbah Jadi Harapan

Berita Gaya Hidup

SURABAYA, 09 Juni 2025 – Sebagai bagian dari kampanye From Waste to Wear, tim Wastra Bumi Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga telah sukses menggelar rangkaian workshop teknik sashiko di empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sepanjang bulan Mei 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di SMK Mater Amabilis, SMKN 6, SMK Saintren, dan SMKN 8, dengan total partisipasi lebih dari 280 siswa dan belasan guru pendamping (30/5).

Sashiko, teknik sulam tradisional asal Jepang, diperkenalkan sebagai metode upcycling kain sisa menjadi produk baru yang estetis dan bernilai jual. Melalui kegiatan ini, siswa SMK tidak hanya memperoleh keterampilan dasar menjahit dan memperbaiki kain, tetapi juga dikenalkan pada nilai keberlanjutan (SDG 12: Responsible Consumption and Production) serta peluang ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan setelah mereka lulus.

“Kami ingin membuka wawasan siswa bahwa limbah tekstil bukan hanya sampah, tetapi juga bahan baku untuk menciptakan karya seni sekaligus peluang usaha”, ujar Zaky dari UMKM Fade and Sew.

Khusus di SMKN 6, workshop ini diperkuat melalui kolaborasi lintas fakultas dan budaya, melibatkan dosen dari Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, sukarelawan dari JICA, serta mahasiswa Jepang. Ini menciptakan momen pembelajaran yang bukan hanya teknis, namun juga dialog budaya lintas negara yang memperkaya wawasan peserta.

“Sashiko bukan sekadar teknik sulaman, tetapi ekspresi nilai mottainai4tidak menyia-nyiakan yang tumbuh menjadi bigaku, estetika kehidupan. Dan itu sangat relevan di era krisis lingkungan saat ini”, ujar Nunuk Endah Srimulyani S.S., M.A., Ph.D, dosen dari Departemen Sastra Jepang FIB UNAIR.

Dengan bimbingan praktisi UMKM seperti Baseline Project, para siswa berhasil menyelesaikan tiga pola dasar sashiko menggunakan kain sisa dari pabrik konveksi Vido Garment. Selain belajar keterampilan teknis, mereka juga berdiskusi mengenai etika konsumsi fashion dan dampak lingkungan dari limbah industri tekstil (SDG 13: Climate Action).

“Saya baru tahu kalau sulaman bisa jadi bisnis dan solusi lingkungan. Biasanya baju bekas ya dibuang. Tapi ternyata bisa dibuat keren juga”, ujar salah satu peserta dari SMKN 8.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program mata kuliah Etika Bisnis dan Creating Shared Value, dan menjadi pembuka jalan menuju acara puncak Wastra Bumi Exhibition, yang akan diselenggarakan pada 9 Juni 2025. Di acara tersebut, hasil karya siswa dan komunitas akan dipamerkan, dan akan ada diskusi publik bersama akademisi, pelaku UMKM, influencer, hingga pelaku industri konveksi, untuk memperkuat ekosistem keberlanjutan tekstil di Surabaya (SDG 17: Partnerships for the Goals).

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News