
Manila, 05 Februari 2025- Sara Duterte, Wakil Presiden Filipina, pada hari ini dimakzulkan oleh DPR Filipina. Pemakzulan tersebut terkait ancaman pembunuhan terhadap presiden Filipina Ferdinand Marcos yang dituduhkan kepadanya
Sebanyak 215 dari 306 anggota DPR menyetujui pemakzulan tersebut. Pemungutan suara pemakzulan terjadi kurang dari seminggu sebelum dimulainya kampanye pada 11 Februari, untuk pemilu-yang dianggap sebagai referandum bagi presiden Marcos- Mei mendatang
Berkas pemakzulan telah diserahkan ke Senat yang kemudian akan dilakukan persidangan untuk menentukan apakah pemakzulan disetujui oleh anggota senat atau tidak. Dibutuhkan minimal 16 suara dari 23 senator yang menjabat saat ini untuk meloloskan pemakzulan atau mengembalikan jabatan wapres kepada Duterte
Sidang pemakzulan hanya mempunyai waktu hingga masa jabatan anggota konggres saat ini berakhir, yaitu 13 Juni 2025
Diketahui, Duterte pada Desember tahun lalu menghadapi tiga tuntutan pemakzulan yang diajukan kepada DPR. Tiga tuntutan dari koalisi yang berbeda tersebut menuduhnya menyalahgunakan dana publik serta merencanakan pembunuhan terhadap presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Dikelola dari berbagai sumber, perseteruan antara Sara Duterte dan Ferdinand Marcos Jr bermula dari koalisi politik yang terjalin saat pemilu 2022. Pada saat itu, Marcos maju sebagai calon presiden, sedangkan Sara Duterte sebagai calon wakil presiden. Meski berhasil memenangkan pemilu, hubungan mereka retak seiring waktu karena perbedaan pandangan tentang beberapa kebijakan
Konflik antara keduanya memburuk saat Marcos menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri yang pro-China yang dicanangkan Rodrigo Duterte, ayah Sara. Marcos lebih memilih menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat. Hal ini memicu kritik dari Sebastian Duterte, adik Sara yang juga menjabat sebagai Wali Kota Davao, yang menuduh Marcos membahayakan warga Filipina
Sara Duterte sendiri juga ikut menentang upaya Marcos untuk mengamandemen konstitusi yang bertujuan menghapus batasan masa jabatan presiden. Sara bahkan menghadiri aksi massa menentang amandemen konstitusi tersebut. Sementara itu, Rodrigo Duterte menuduh Marcos sebagai pecandu narkoba
Perseteruan ini diperburuk dengan pernyataan Sebastian Duterte yang meminta Marcos untuk mengundurkan diri. Menurutnya, Marcos tidak peduli dengan kehidupan warga Filipina. Kritik ini memperdalam keretakan antara kedua keluarga tersebut
sumber: The Straits Times