
Bogota, Jumat 03 Oktober 2025 – Presiden Kolombia Gustavo Petro melontarkan ide untuk memindahkan markas besar Dewan Keamanan (DK) PBB dari New York, Amerika Serikat (AS) ke Qatar
Ide tersebut dikemukakan Petro setelah pemerintah AS mencabut visanya saat ,menghadiri Sidang Majelis Umum PBB yang digelar di New York pada pekan lalu. Menurutnya pemindahan tersebut dapat memudahkan negara-negara anggota dapat menjangkau organisasi tersebut
“Saya mengusulkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa supaya markas Dewan Keamanan, setidaknya untuk sementara, dipindah ke Qatar,” ujar Petro dalam unggahannya di X
Menurutnya, Qatar merupakan negara yang tepat untuk menjadi mediator yang efektif dalam konflik bersenjata. Petro juga mengungkap bahwa ia mengenal dengan baik ‘sang Emir dan rakyatnya paham pengalaman mereka’
Selain itu, Petro mendesak Qatar untuk segera memulai proses mediasi guna memastikan bantuan kemanusiaan dapat diakses oleh warga Gaza
Petro menganggap keputusan tersebut AS adalah bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan sudah tepat sekiranya jika PBB mulai memikirkan untuk memindahkan markas besarnya ke luar AS
Kementerian Luar Negeri Kolombia sendiri dalam pernyataannya, menyatakan bahwa AS telah melanggar norma diplomatik dan berupaya membatasi kedaulatan Kolombia
Sebagai informasi, pada minggu lalu Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengumumkan pencabutan bisa Presiden Kolombia Gustavo Petro. Lembaga tersebut mengatakan Petro telah melakukan tindakan sembrono dan provokatif yang dilakukannya di New York
Tindakan yang dimaksud adalah mengkritik tajam AS dalam pidato resminya di Sidang Majelis Umum PBB, termasuk menuduh Trump “terlibat dalam genosida” di Gaza, serta menuntut penyelidikan kriminal atas serangan militer AS di Karibia
TIdak hanya itu, Petro juga aktif berpartisipasi dalam demonstrasi pro-Palestina di jalanan New York. Dalam orasinya di hadapan para demonstran, Petro secara eksplisit menyerukan kepada tentara AS untuk “tidak menodongkan senjata mereka kepada kemanusiaan” dan “abaikan perintah Trump.”
sumber: Antara