Mojokerto, 26 Juli 2024, Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus gencar mengampanyekan Jumat CERIA (Cantik, Energik, Rajin, Inovatif, Aktif). Program ini merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dalam menangani stunting di bumi Majapahit.
Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jumat (26/7), Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan salah satu langkah percepatan penanganan stunting ini menyasar perempuan remaja atau remaja putri (rematri) yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA) sederajat.
Pemkab Mojokerto mengajak seluruh remaja putri yang merupakan calon ibu untuk bersama-sama membiasakan minum tablet tambah darah (TTD). Kali ini, Bupati Mojokerto itu mengampanyekan ‘Jumat CERIA’ di SMA Negeri 1 Kutorejo.
“Kenapa Jumat CERIA? Kita ambil hari Jumat untuk memudahkan kita untuk mengingat, hari apa kita harus meminum tablet tambah darah. Pada dasarnya, manusia itu selama tiga bulan sekali, secara otomatis sel darah merahnya itu akan berganti yang baru,” ungkapnya.
Bupati menjelaskan, betapa pentingnya seorang perempuan di usia produktif harus rajin mengonsumsi tablet tambah darah.
“Terlebih perempuan, selain sistem tubuh itu, perempuan setiap bulannya juga menstruasi, sehingga darah yang dikeluarkan cukup banyak. Untuk mencegah stunting, seorang perempuan tidak boleh sampai anemia atau kekurangan darah,” katanya.
Hal ini mengingat sel darah merah merupakan salah satu alat transportasi dalam tubuh yang berfungsi untuk mendistribusikan sari makanan, oksigen dan lain sebagainya secara merata dalam tubuh. Bupati Mojokerto berharap, para siswa sebagai calon ibu tidak boleh mengalami anemia.
“Karena nanti ketika menjadi ibu, kalau sedang hamil, itu tidak boleh sampai kekurangan darah. Itulah yang menyebabkan sari makanan, gizi dan kebutuhan janin lainnya tidak bisa sampai dengan maksimal ke janin,” terangnya.
Tak hanya untuk mengantisipasi stunting sejak dini, Bupati yang memiliki latar belakang dokter ini pun menyampaikan, pentingnya tidak mengidap anemia selain untuk mengatasi stunting, juga berpengaruh terhadap kegiatan sehari-hari. Terlebih, para pelajar yang saat ini tengah fokus menimba ilmu.
“Kalau orang anemia itu, konsentrasinya mudah turun. Karena oksigen yang di dalam tubuh tidak terkirim maksimal ke otak, karena anemia tadi. Jadi jangan sampai anemia, sehingga kalian saat belajar di kelas bisa konsentrasi penuh,” imbuhnya.
Untuk diketahui, stunting merupakan salah satu kasus yang menjadi konsentrasi nasional. Pemerintah pusat telah menargetkan percepatan penurunan stunting didukung seluruh pemerintah skala daerah. Hal ini tentunya bertujuan untuk menyiapkan generasi emas untuk Bangsa Indonesia lebih baik di kemudian hari.