Surabaya Perketat Pengawasan di Eks Dolly, Bakal Larang Kos Campur

Berita

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto : Ist/ Dok Pemkot Surabaya)

SURABAYA, 22 NOVEMBER 2025 – Pemerintah Kota Surabaya menegaskan akan memperketat pengawasan di kawasan eks lokalisasi Dolly dan Moroseneng untuk mencegah munculnya kembali praktik prostitusi terselubung.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan bahwa aktivitas asusila yang baru-baru ini terungkap bukan terjadi di kawasan inti eks Dolly, melainkan di rumah-rumah kos di sekitarnya.

“Dolly aman, di sana sudah berkembang sentra usaha seperti sepatu. Kejadian kemarin adanya di kos-kosan,” tegas Eri Cahyadi, Kamis (21/11/2025).

Menurutnya, sebagian besar pelaku yang terjaring razia bukan warga Surabaya. Pemkot akan memulangkan mereka ke daerah asal setelah menjalani pembinaan. Sementara warga ber-KTP Surabaya yang terlibat akan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.

Untuk mencegah aktivitas negatif di lingkungan permukiman, Pemkot dan DPRD tengah menyiapkan Perda tentang Rumah Kos. Regulasi baru ini akan melarang keberadaan kos campur laki-laki dan perempuan di kawasan permukiman.

“Kalau campur, nanti bisa ditiru anak-anak. Kos laki-laki harus khusus laki-laki, perempuan juga harus terpisah,” jelas Eri.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu juga meminta warga turut menjaga lingkungannya dengan tidak menyewakan kamar kos kepada pihak yang mencurigakan dan segera melaporkan aktivitas yang berpotensi mengarah pada prostitusi terselubung.

Selain pengawasan, Pemkot berupaya menghidupkan kembali sentra UMKM dan wisata edukasi di kawasan eks Dolly agar masyarakat memiliki kegiatan positif dan produktif.

Dinas Koperasi dan Perdagangan diminta mengevaluasi seluruh SWK dan sentra UMKM, termasuk menyesuaikan jenis dagangan jika lokasi sepi peminat.

Untuk program wisata edukasi, Pemkot akan menggandeng Karang Taruna dan komunitas pemuda lokal, termasuk menyiapkan alokasi anggaran Rp5 juta per wilayah pada 2026 guna menggerakkan kegiatan wisata edukasi berbasis komunitas.

“Pemuda setempat yang harus menggerakkan, supaya mereka merasa memiliki dan ikut menjaga,” pungkas Eri.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News

“Dolly aman, di sana sudah berkembang sentra usaha seperti sepatu. Kejadian kemarin adanya di kos-kosan,” tegas Eri Cahyadi, Kamis (21/11/2025).

Menurutnya, sebagian besar pelaku yang terjaring razia bukan warga Surabaya. Pemkot akan memulangkan mereka ke daerah asal setelah menjalani pembinaan. Sementara warga ber-KTP Surabaya yang terlibat akan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.

Untuk mencegah aktivitas negatif di lingkungan permukiman, Pemkot dan DPRD tengah menyiapkan Perda tentang Rumah Kos. Regulasi baru ini akan melarang keberadaan kos campur laki-laki dan perempuan di kawasan permukiman.

“Kalau campur, nanti bisa ditiru anak-anak. Kos laki-laki harus khusus laki-laki, perempuan juga harus terpisah,” jelas Eri.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu juga meminta warga turut menjaga lingkungannya dengan tidak menyewakan kamar kos kepada pihak yang mencurigakan dan segera melaporkan aktivitas yang berpotensi mengarah pada prostitusi terselubung.

Selain pengawasan, Pemkot berupaya menghidupkan kembali sentra UMKM dan wisata edukasi di kawasan eks Dolly agar masyarakat memiliki kegiatan positif dan produktif. Dinas Koperasi dan Perdagangan diminta mengevaluasi seluruh SWK dan sentra UMKM, termasuk menyesuaikan jenis dagangan jika lokasi sepi peminat.

Untuk program wisata edukasi, Pemkot akan menggandeng Karang Taruna dan komunitas pemuda lokal, termasuk menyiapkan alokasi anggaran Rp5 juta per wilayah pada 2026 guna menggerakkan kegiatan wisata edukasi berbasis komunitas.