Sandiaga Uno: Ada Peluang dalam Setiap Krisis

Berita Ekonomi

SURABAYA, 27 Oktober 2025 – Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, memberikan motivasi penuh semangat kepada ratusan pengusaha muda yang hadir dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) XVII dan Forum Bisnis Daerah (Forbisda) BPD HIPMI Jawa Timur.

Dalam forum tersebut, Sandi menekankan pentingnya membangun etos kerja “3 AS” – kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas sebagai pondasi kesuksesan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.

“Sekarang ini mencari pekerjaan semakin sulit. Tapi kalian, para anggota HIPMI, sudah mengambil keputusan besar: bukan jadi pencari kerja, melainkan pencipta lapangan kerja,” ujar Sandiaga yang disambut tepuk tangan meriah peserta.

Dalam suasana penuh kehangatan, Sandiaga berbagi kisah pribadi saat memulai karier bisnisnya di tengah krisis ekonomi 1996–1997. Saat itu, ia kehilangan pekerjaan akibat PHK, namun justru dari titik terendah itu lahir tekad untuk bangkit dan berwirausaha.

Bersama sahabat lamanya, Rosan Perkasa Roeslani, ia mendirikan perusahaan pertama bernama Rekapita, yang kemudian menjadi cikal bakal jaringan bisnis besar yang kini mempekerjakan lebih dari 30.000 karyawan di seluruh Indonesia.

“Saya memulai usaha ini bukan karena rencana besar, tapi karena kecelakaan. Dari situ, saya belajar arti kerja keras,” kenangnya. Ia menegaskan, kesuksesan tidak datang secara instan, melainkan hasil dari kerja tanpa lelah dan keyakinan bahwa di balik setiap krisis selalu ada peluang.

Selain kerja keras, Sandiaga menekankan pentingnya kerja cerdas sebagai kunci daya saing generasi muda. Menurutnya, kemampuan beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi akan menentukan keberhasilan bisnis di masa depan.

“Dulu saya pakai modem yang bunyinya ‘krik-krik’, sekarang semua serba cepat dengan Wi-Fi. Jadi gunakan teknologi, riset, dan inovasi agar kerja kalian lebih produktif,” pesannya.

Ia juga menekankan nilai kerja ikhlas, yaitu bekerja sebaik mungkin lalu menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. “Kerja tuntas dan ikhlas itu bagian dari mental sukses. Do your best and let Allah do the rest,” ujarnya.

Menurut Sandi, sikap ikhlas membuat pengusaha tetap kuat menghadapi kegagalan dan rendah hati saat meraih keberhasilan.

Mental, Mindset, dan Jaringan: Modal Utama Pengusaha

Lebih jauh, Sandiaga mengingatkan bahwa modal utama seorang pengusaha bukan hanya uang, melainkan mental, mindset, dan jaringan pertemanan. Ia menilai HIPMI memiliki peran strategis sebagai wadah membangun relasi bisnis yang solid dan berkelanjutan.

“Kita mungkin hanya tiga tahun di HIPMI, tapi persahabatannya insyaallah abadi. Gunakan HIPMI untuk saling menguatkan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menyoroti potensi besar UMKM Jawa Timur yang kini telah menjadi hub ekspor aktif. Meski kontribusi UMKM terhadap ekspor masih di bawah 15 persen, peluangnya dinilai sangat besar karena posisi geografis Jatim yang strategis dekat dengan pasar Tiongkok, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika.

“Pasar global sudah terbuka lebar. Saatnya pengusaha Jawa Timur naik kelas dari nasional menjadi global,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kreativitas, konektivitas, dan kolaborasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi masa depan. Budaya gotong royong, kata Sandiaga, merupakan DNA bangsa yang harus dijaga dalam membangun dunia usaha.

“HIPMI harus menjadi penghubung antara pengusaha, pemerintah, akademisi, dan masyarakat,” tambahnya.