Sah! M. Ilyas Terpilih Jadi Ketua DPD REI Jatim

Berita Politik

SURABAYA, 17 OKTOBER 2024 – Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Jawa Timur menyelenggarakan Musda XVI di Shangri La Hotel Surabaya, Rabu (16/10/2024). Dalam Musda tersebut, Mochamad Ilyas terpilih secara aklamasi menjadi komandan baru tahun 2024 – 2027.

Ilyas mengucapkan terima kasih kepada para pengembang yang telah memilih dirinya menjadi Ketua DPD REI 2024 – 2027. ”Ini merupakan suatu tanggung jawab yang akan saya emban dengan penuh dedikasi dan komitmen,” kata Bos PT Chalidana Inti Cahaya. 

Selain Ilyas, juga ditetapkan Rizky Supriadi dari PT Graha Mukti Indah sebagai Sekretaris dan Eddy Tjawinoto dari PJM Group seabagai Bendahara. 

Dalam kepengurusannya nanti, yang akan diprioritaskan adalah memperkuat internal pengembang di Jatim. Seperti diketahui, Jatim merupakan barometer nasional dalam banyak bidang. ”Dengan lebih dari 576 anggota, kita ingin lebih memberdayakan mereka. Mengajak semua anggota untuk merajut kekompakan menghadapi dinamika ke depan,” ujarnya lagi.

Mantan bendahara REI Jatim periode 2021-2024 ini mengatakan masih banyak tantangan yang harus dihadapi industri properti. Salah satunya adalah pembayaran BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan). Untuk itu pihaknya akan langsung turun ke daerah karena ketentuan mengenai pembayaran BPHTB merupakan kewenangan masing-masing daerah.

Tantangan lain yang dihadapi yaitu proses perizinan khususnya terkait Amdal yang memakan waktu lama. Berikutnya yaitu mengenai Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan permasalahan yang berkaitan dengan aparat penegak hukum.

”Dalam pengurusan nanti kita tentu akan merekrut unsur-unsur pengembang supaya aktif sehingga mereka lebih aware terhadap persoalan-persoalan yang ada di dunia properti. Kalau komposisi pengurus banyak di luar pengembang, mereka tidak paham betul,” ungkap Ilyas.

Musda DPD REI Jatim XVI ini mengusung tema “Menyongsong green building concept (Bangunan Gedung hijau) dan era Digitalisasi dalam industri properti menuju Indonesia Emas 2045.

Ia berharap, tahun depan dengan pemerintahan yang baru era Presiden Prabowo Subianto juga akan diberikan insentif serupa sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebab sektor properti ini memiliki multiplier effect yang besar, sedikitnya ada 170 industri terkait yang akan terkerek ketika properti tumbuh.

Termasuk industri yang berkaitan dengan green building, misalnya penggunaan teknologi solar panel untuk perumahan maupun penerangan jalan. Sebab ke depan tuntutan bangunan yang ramah lingkungan akan semakin meningkat.

Di samping itu, potensi bisnis properti ke depan masih cukup bagus mengingat tingkat backlog yang tinggi. Pemerintah sendiri telah menargetkan pengembang untuk membangun sebanyak 3 juta unit per tahun.

“Untuk mencapai target itu, tentunya harus ada insentif dari pemerintah. Misalnya free BPHTB untuk rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), nah kebijakan ini juga akan sangat mendorong pengembang untuk membangun,” imbuh pria asli Surabaya tersebut.

Dalam kesempatan itu, Presiden EAROPH (Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements) International, Emil Elestianto Dardak menyebutkan tantangan lain di industri ini adalah soal urbanisasi yang terus berlangsung. Masyarakat yang tinggal di kota akan semakin besar sehingga akan terjadi kelangkaan lahan di perkotaan.

“Kita harus bisa menjawab tantangan ini. Bukan hanya housing supply, tapi pengembangan wilayah mau dibawa ke mana. Jadi seyogyanya penyediaan tanah terintegrasi dengan pengembangan akses. Apalagi di Indonesia, selera masyarakat masih tetap rumah tapak,” ujarnya.

Emil berharap, EAROPH dan REI dapat berkolaborasi untuk membangun Jatim dengan poros-poros pengembangan metrpolis seperti yang sudah didukung oleh Perpres No.80 untuk pengembangan Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).