JAKARTA, 29 OKTOBER 2024 – Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada 8 November 2024. Informasi ini disampaikan oleh Kepala BPI Danantara, Muliaman Hadad, setelah bertemu dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/10/2024).
Muliaman Hadad mengungkapkan bahwa persiapan sedang dilakukan untuk peluncuran resmi oleh Presiden. Pemerintah juga tengah mempersiapkan payung hukum yang akan mengatur operasional BPI Danantara. Namun, Muliaman belum memastikan apakah payung hukum tersebut berupa revisi Undang-Undang (UU) BUMN.
Mantan Kepala OJK ini menambahkan bahwa tugas dan wewenang BPI Danantara akan berbeda dengan Kementerian BUMN, namun serupa dengan Indonesia Investment Authority (INA). Konsolidasi aset akan dilakukan sehingga entitas baru dapat didirikan dan berdiskusi dengan kementerian terkait untuk pengelolaan lembaga ini.
Meskipun demikian, Muliaman belum bisa memastikan apakah INA akan berada di bawah naungan BPI Danantara. Pendirian BPI Danantara bertujuan meningkatkan leverage setelah konsolidasi aset yang sebelumnya tersebar. Kementerian BUMN tetap ada bersama BPI Danantara, meskipun belum ada kepastian untuk jangka panjang
BPI Danantara akan bertugas mengelola investasi dan mendorong transformasi korporasi berskala dunia. Lembaga ini juga akan bertanggung jawab menarik dan mengelola investasi. Badan ini akan mengelola dana investasi di luar APBN melalui skema Sovereign Wealth Fund (SWF).
Wakil Kepala BPI Danantara, Kaharuddin Djenod, mengkonfirmasi bahwa Presiden Prabowo memanggil sejumlah pihak dari Danantara untuk membahas arah strategis instansi tersebut. Dalam pertemuan itu, juga dibahas bahwa PT Pindad (Persero) akan berada di bawah naungan Danantara.
Wakil Menteri Keuangan III, Anggito Abimanyu mengatakan, Danantara akan menjadi superholding BUMN yang mengkonsolidasikan aset berbagai BUMN untuk dijadikan sebagai kendaraan investasi pemerintah. Danantara akan dirancang seperti SWF negara lain. Ia mencontohkan, Norges Bank Investment Management (NBIM) Norwegia, China Investment Corporation (CIC), dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
Anggito menegaskan bahwa superholding Danantara ini akan membiayai proyek-proyek strategis tanpa menggunakan dana tunai. Melainkan dana non-cash yang bisa menarik investasi besar dari luar negeri.