
Panama, 01 Januari 2025 – Panama merayakan ulang tahun ke-25 pengalihan Terusan Antarsamudra dari Amerika Serikat (AS) pada 31 Desember 2024. Perayaan ini dihadiri oleh Presiden Panama, José Raúl Mulino, yang menyampaikan pidato penuh patriotisme
Dalam pidatonya, Mulino menegaskan bahwa Terusan Panama akan tetap di bawah kendali Panama selamanya. Ia juga menanggapi pernyataan Donald Trump yang mengusulkan agar pemerintahan baru AS mencoba mendapatkan kembali kendali atas terusan tersebut. Mulino menolak usul tersebut dengan tegas
Trump sebelumnya menyatakan bahwa AS telah “dengan bodohnya” menyerahkan terusan tersebut kepada sekutunya di Amerika Tengah. Ia juga mengkritik biaya yang dikenakan kepada pengirim barang untuk melewati jalur transportasi penting yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik
Perayaan ulang tahun ke-25 ini menandai pentingnya Terusan Panama bagi ekonomi dan kedaulatan Panama. Terusan ini merupakan jalur transportasi strategis yang menghubungkan dua samudra dan memfasilitasi perdagangan global
Sebagai informasi, Terusan Panama pertama kali dibangun oleh Prancis pada 1880. Karena kekurangan biaya dan banyaknya pekerja yang meninggal, maka pada 1904 Amerika Serikat membelinya dan melanjutkan pembangunan tersebut
Selama hampir satu abad (1904-1999) mengembangkan dan memperluas terusan Panama, pada 31 Desember 1999, AS menyerahkan kendali terusan Panama kepada Panama yang merupakan tindak lanjut Perjanjian Torrijos-Carter tahun 1977. Dimana alasan pengembalian itu adalah untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan hubungan diplomatik antara AS dan Panama
Terusan ini menjadi sangat penting bagi AS karena dapat menghemat waktu dan biaya transportasi dengan mengurangi jarak tempuh kapal laut antara Samudra Atlantik dan Pasifik, meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan Amerika Tengah serta menjadi jalur perdagangan strategis untuk ekspor dan impor barang. Tak heran jika Donald Trump begitu ngotot ingin AS kembali menguasai terusan itu
sumber: VOA Indonesia