
MALANG, 9 OKTOBER 2025 –Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sutami atau PLTA Karangkates di di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang menjadi salah satu tulang punggung pasokan listrik bersih di Jawa Timur.
Mengandalkan debit air Sungai Brantas yang mengalir sepanjang wilayah provinsi ini, PLTA Sutami mampu menghasilkan energi listrik hingga 105 megawatt (MW) melalui tiga unit turbin Francis berkapasitas masing-masing 35 MW. Energi tersebut kemudian disalurkan ke sistem interkoneksi Jawa-Bali dan dikelola oleh PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Brantas.
PLTA Sutami bukan satu-satunya yang berdiri di aliran Brantas. Di sepanjang sungai yang menjadi urat nadi energi ini, terdapat pula PLTA Sengguruh, Wlingi, dan Lodoyo. Keempatnya menjadi pilar utama energi terbarukan di Jawa Timur, menjadikan Brantas sebagai pusat energi hijau yang menopang kebutuhan listrik masyarakat.
Menurut Senior Manager UP Brantas PLN Nusantara Power, Arfan, PLTA Sutami memiliki peran strategis yang sangat vital. Selain sebagai pembangkit energi bersih, PLTA ini juga berfungsi sebagai unit “black start” — sistem yang memungkinkan pemulihan jaringan listrik jika terjadi pemadaman total (blackout).
“Pembangkit besar seperti Paiton, Gresik, Pacitan, Rembang, hingga Indramayu sangat bergantung pada PLTA Sutami untuk melakukan black start. Dari bendungan Sutami, daya bisa dikirim hingga ke PLTU Paiton,” jelas Arfan beberapa waktu lalu.
Tahun ini, PLN optimistis target produksi PLTA Sutami akan meningkat. Curah hujan yang cukup baik membuat debit air Sungai Brantas melimpah, menjadi modal utama dalam menjaga keberlangsungan operasi pembangkit tenaga air tersebut.
Tak berhenti di situ, inovasi energi terbarukan juga terus dikembangkan. PLN tengah menyiapkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Sutami dengan kapasitas sekitar 100 MWp, yang akan memanfaatkan 10–20 persen luas permukaan waduk. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2027, sekaligus menjadi simbol kemajuan energi hijau di Jawa Timur.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM), Ika Sudarmaja, menegaskan pentingnya menjaga keandalan sistem transmisi listrik di wilayah Malang dan sekitarnya. Ia menyebut tantangan di lapangan bukan hanya soal teknis, tetapi juga sosial.
“Sosialisasi ke masyarakat harus terus dilakukan, terutama terkait gangguan dari layangan dan balon udara yang bisa merusak jaringan transmisi. PLTA Sutami tetap menjadi andalan ‘black start’ untuk memastikan pasokan listrik kembali normal hingga ke Paiton,” ujar Ika.
Dengan kombinasi antara kekuatan energi air dan rencana pengembangan energi surya, PLTA Sutami tidak hanya menjadi penjaga ketahanan sistem listrik Jawa-Bali, tetapi juga simbol komitmen PLN dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.