Bursa Asia melemah pada perdagangan Selasa (26/9) pagi. Oukul 08.11 WIB, indeks Nikkei 225 turun 296,95 poin atau 0,91% ke 32.382,19, Kospi turun 25,83 poin atau 1,03% ke 2.468,99, ASX 200 turun 27,13 poin atau 0,38% ke 7.049,40.
Bursa Asia melemah di tengah kenaikan dolar AS dan imbal hasil US treasury, menandakan investor belum sepenuhnya mengkalibrasi ekspektasi suku bunga.
Mengutip Bloomberg, kenaikan imbal hasil obligasi juga terjadi di pasar Asia, dimana imbal hasil di Australia dan Selandia Baru juga meningkat.
“Harga akan tetap tinggi,” kata Wei Li, kepala strategi investasi global BackRock Investment Institute dalam sebuah catatan.
“Meningkatnya imbal hasil obligasi jangka panjang menunjukkan pasar sedang menyesuaikan diri terhadap risiko dalam rezim baru dengan volatilitas makro dan pasar yang lebih besar.
Kini, fokus perhatian investor Asia tertuju pada tanda-tanda gejolak baru bagi pengembang properti China, setelah enam saham mereka anjlok ke level terendah dalam sembilan bulan pada Senin (25/9) lantaran Grup Evergrande melewatkan pembayaran utang dan mantan eksekutifnya ditahan.
Hal ini menambah kekhawatiran mengenai tumbukan utang di sektor properti dan meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terhenti karean mesin perekonomian China melemah.