Perangi Narkoba, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Bentuk Pasukan Pembunuh

Berita Hukum & Klarifikasi

Wikipedia

Manila, 29 Oktober 2024- Mantan presiden Filipina, Rodrigo Duterte, akui jika ia membentuk “pasukan pembunuh” untuk memerangi kejahatan narkoba di wilayahnya

Dilansir dari BBC, pengakuan tersebut dia ucapkan saat menjadi saksi di sidang senat untuk penyelidikan resmi terkait perang melawan narkoba pada Senin (29/10). Dimana pasukan pembunuh yang terdiri dari para gangster tersebut, dibentuk saat dirinya menjabat sebagai walikota salah satu kota terbesar di negara tersebut

Dalam sidang itu, Duterte juga mengakui bahwa ia meminta polisi untuk mendorong tersangka agar melawan sehingga pembunuhan dapat dibenarkan

“Jangan pertanyakan kebijakan saya karena saya tidak meminta maaf, tidak ada alasan. Saya melakukan apa yang harus saya lakukan, dan terlepas dari apakah anda percaya atau tidak..Saya melakukannya untuk negara. Saya benci narkoba, jangan salah paham,” ungkapnya dalam suatu pernyataan

“Saya bisa membuat pengakuan sekarang. Jika anda mau. Saya punya pasukan pembunuh yang beranggotakan tujuh orang, tetapi mereka bukan polisi, mereka gangster,” tambahnya

Mantan kepala negara berusia 79 tahun itu mengklaim sejak dirinya tidak lagi menjabat presiden, kejahatan narkoba meningkat

Senin kemarin merupakan pertama kalinya Duterte bertemu penuduhnya, termasuk keluarga korban perang narkoba serta mantan senator Leila de Lima yang diketahui sempat dipenjara selama tujuh tahun atas tuduhan sebagai pengedar narkoba meski pada akhirnya vonis tersebut dibatalkan

Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM menemukan bahwa tindakan keras Duterte terhadap narkoba dapat dianggap sebagai pemberian ‘ijin untuk membunuh’ kepada petugas polisi

Pemerintah Filipina memperkirakan lebih dari 6 ribu orang tewas dalam perang melawan narkoba yang diprakarsai oleh Duterte, dimana menurut kelompok HAM jumlah korban tewas bisa jadi mencapai puluhan ribu jiwa.