Aris Handoyo, Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara X, mengatakan bahwa lokomotif tersebut berstatus pinjaman sehingga kelak akan dikembalikan dalam kurun waktu tertentu.
“Supaya lokomotif mendapatkan perawatan lebih intensif, serta meningkatkan hubungan baik antara Indonesia–Belanda,“ jelas Aris Handoyo.
Lokomotif pertama adalah Kereta Uap Nomor 214 produksi 1928 yang selama ini beroperasi di PG Pesantren Baru, Kediri.