Pencarian Tenaga Ahli Bidang AI Meningkat 25 Persen Lebih Cepat

Berita

ilustrasi:pexels

Jakarta, 14 Juni 2024 – Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan efisiensi dan kemudahan untuk berbagai sektor industri, banyak perusahaan membutuhkan tenaga ahli bidang AI dibanding tenaga ahli lainnya.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? ikuti laporan PricewaterhouseCoopers (PWC) berikut ini

Dilansir dari Bloomberg Technoz, PwC melaporkan bahwa AI dinilai telah berdampak pada pertumbuhan produktivitas kerja 4,8 kali lebih tinggi dimana kenaikan upah juga meningkat 25 persen

Dalam laporannya, PwC juga menuliskan bahwa AI kini telah masuk dalam keterampilan spesialis, seperti machine learning dan terbukti mampu mendorong banyak negara keluar dari pertumbuhan produktivitas rendah. Sehingga menghasilkan pembangunan ekonomi, upah yang lebih tinggi dan peningkatan standar hidup

PwC telah melakukan analisis terhadap 15 negara, dari hasil analisis didapat diketahui bahwa lowongan pekerjaan dengan AI skill mencapai tujuh pekerjaan ada di enam negara yaitu AS, Inggris, Singapura, Australia, Kanada dan Selandia Baru

Pencarian ahli bidang AI menjadi semakin cepat, hingga memunculkan pola hilangnya keterampilan lama –memunculkan keterampilan baru- pada banyak lowongan kerja.

Kebutuhan akan AI skill menjadi 25 persen lebih tinggi dibanding keahlian yang lain

Menurut Chief Digital & Technology Officer PwC Indonesia, Subianto, pengusaha Indonesia sudah banyak melirik AI untuk memperlancar usaha mereka

Subianto menambahkan perusahaan harus melibatkan pimpinan dan seluruh organisasi dalam menganalisis keterampilan yang diperlukan agar sukses mengadopsi AI

“Peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang karyawan dalam organisasi sangat diantisipasi dan akan terus dibutuhkan seiring dengan kemajuan penerapan AI dalam organisasi” tegasnya

PwC dalam laporannya menjelaskan bahwa temuan tersebut punya sisi positif. Selain karyawan dituntut untuk mempunyai skill baru, dengan mengadopsi AI mendorong lebih produktif dan berharga, sehingga membuka kesempatan pintu menuju peningkatan kesejahteraan bagi para pekerja dan negara.

“Temuan ini juga menyoroti peluang ekonomi bagia angkatan kerja: pekerjaan yangmemerlukan keterampilan AI memiliki rata –rata upah premium 25 persen di beberapa pasar” jelasnya

“Tentu ini mengingatkan kita pada revolusi teknologi di masa lalu, sejak era listrik hingga computer dengan pendapat ‘ AI mengubah apa yag diperlukan agar pekerja bisa sukses’ dan mereka yang beradaptasi dpat menikmati peluang baru yang lebih luas” pungkasnya