Pemkot Surabaya dan BPOM Kawal Program Nasional Keamanan Pangan Terpadu

Berita Hukum & Klarifikasi

Surabaya, 23 Oktober 2024 – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkolaborasi dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Surabaya dalam upaya Pengawalan Program Prioritas Nasional dan Pelatihan Fasilitator Keamanan Pangan Terpadu Tahun 2024. Sinergitas melalui koordinasi dan diskusi tersebut dihelat di Hotel Santika Surabaya, Rabu (22/10/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Kota Surabaya turut meraih sejumlah penghargaan dalam upaya keamanan pangan, di antaranya Pasar Nambangan Surabaya berhasil meraih Juara 2 tingkat Nasional sebagai Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas Regional Barat, dan SDN Mojo VI meraih Juara 1 tingkat Nasional Regional Barat dalam Lomba Pangan Aman Jajanan Anak Sekolah.

Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Timur, Kelurahan Mojo berhasil meraih Juara 1 dan Kelurahan Kapasari berhasil meraih Juara 2 dalam kategori Lomba Desa/Kelurahan Pangan Aman. Serta, SDN Rungkut berhasil meraih Juara 2 dalam kategori Lomba Pangan Aman Jajanan Anak Sekolah.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mengatakan bahwa kolaborasi dengan Balai POM Surabaya adalah melakukan edukasi atau penyuluhan terkait pentingnya keamanan pangan, serta rutin melakukan pengawasan produk bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di lingkup Pemkot Surabaya.

“Tak hanya itu saja, kami juga melakukan pendampingan terkait sertifikasi keamanan pangan produk UMKM, serta pendampingan terkait kasus-kasus pengamanan pangan dan obat,” kata Dewi Soeriyawati.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Balai Besar POM Surabaya, Budi Sulistyowati mengatakan Program Prioritas Nasional Keamanan Pangan Terpadu, yakni Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, dan Pangan Aman Jajanan Anak Sekolah merupakan aksi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman sampai pada tingkat perseorangan.

“Balai Besar POM di Surabaya telah melaksanakan kegiatan Keamanan Pangan Terpadu di beberapa desa/kelurahan, pasar dan sekolah di kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya untuk memastikan keberlanjutan program keamanan pangan maka perlu dilakukan kegiatan pengawalan,” kata Budi Sulistyowati.

Di samping itu, Balai POM turut memberikan sejumlah apresiasi kepada kabupaten/kota, mulai dari tingkat sekolah, pasar, hingga desa/kelurahan terkait dengan keamanan pangan. “Surabaya kondisinya sudah sangat bagus, bukti nyatanya mereka mendapatkan banyak penghargaan. Ada juga perwakilan Surabaya yang mendapatkan Juara 1 Nasional dari SDN Mojo VI dan saat ini menjadi jujukan Badan POM se-Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, BPOM Surabaya turut menggelar Soft Launching Jatim Glowing yang merupakan upaya pendampingan terhadap pelaku usaha kosmetik atau produk perawatan kulit (skincare), khususnya UMKM yang masih memiliki beberapa keterbatasan. Baik dari sarana, hingga pemahaman terkait tata cara pembuatan dan bahan kosmetik yang aman bagi konsumen.

Di Kota Surabaya, Budi Sulistyowati mengaku bahwa BPOM turut menggandeng pelaku UMKM untuk meningkatkan pengetahuannya terkait kosmetik dan skincare. “Pendampingan yang kami lakukan adalah memberikan pengetahuan bagaimana registrasinya, kami berikan tips agar tidak tertipu oleh biro jasa. Kami juga menggandeng lintas sektor untuk mengawasi kadar dan bahan dalam kosmetik maupun skincare,” ujar dia.

Dengan adanya pendampingan ini, para pelaku usaha dapat lebih cermat dalam memilih bahan baku pembuatannya. Sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas. Sedangkan dalam upaya pengawasannya, BPOM Surabaya turut menggandeng sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur. Ada pula pengawasan yang dilakukan dalam bidang bisnis, industri, komunitas, hingga pemerintahan.

“Kami menggandeng universitas yang memiliki Prodi Farmasi. Kami juga mengajak mereka (mahasiswa) menjadi fasilitator saat magang di BPOM untuk menuntun pelaku usaha. Golnya pada pelayanan publik, kami menyederhanakan alur atau proses sesuai persiapan dan kondisi pelaku usaha,” pungkasnya.