Washington, 13 September 2024- Diperkirakan sekitar 41 juta generasi muda AS dengan rentang usia 18 sampai 26 tahun, atau biasa disebut sebagai Gen Z, akan memberikan suara pada pemilu AS November mendatang
Dilansir dari VOA Indonesia, menurut pakar demografi dari organisasi pemikir Brooking Institution, William Frey, populasi Gen Z memiliki ras yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan populasi generasi baby boomer
Di pemilu-pemilu sebelumnya, jumlah pemilih muda selalu lebih rendah dibandingkan pemilih usia tua. Namun saat ini generasi muda di AS menunjukkan dirinya lebih aktif secara politik daripada generasi lain pada usia ini
Sementara itu, terkait pemilu paruh waktu- pemilihan anggota konggres dan dilakukan pada pertengahan masa jabatan empat tahun presiden-, data statistik menunjukkan bahwa 28,4 persen Gen Z memberikan suara pada pemilu paruh waktu pertama (2022)
Pakar komunikasi dari Tufts University, Alberto Medina, mengatakan saat ini bisa dilihat bahwa pemilih muda termotivasi oleh isu-isu yang menyentuh mereka secara langsung
“Kita sebenarnya berbicara tentang generasi muda yang telah menyadari, anda tahu, kekuatan mereka, keinginan mereka, untuk melakukan perubahan dan telah mewujudkan hal tersebut baik di tempat pemugutan suara maupun di luar itu,”jelas Medina
Terkait kecenderungan pemilih muda memilih kandidat dari partai Demokrat pada pemilu paruh waktu (2022), William Frey mengatakan jika Kamala Harris punya peluang lebih besar dibanding Trump untuk mengajak pemilih muda memilihnya pada Pemilu November mendatang
Tanpa suara generasi muda, menurut beberapa pakar analis, partai Demokrat kemungkinan bisa kalah di pemilu paruh waktu tahun 2022
Hasil jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Kamala Harris unggul dari Donald Trump dengan rasio 3 banding 2