Jambi – Wakil Wali Kota Jambi, H.Maulana bersama ratusan pemuda-pemudi dari berbagai komunitas hingga masyarakat, melakukan aksi bersih-bersih di pinggiran Sungai Batanghari.
Aksi bersih-bersih tersebut tepatnya di sekitaran Bantara Menara Gentala Arasy, Kelurahan Arab Melayu, Kota Jambi Seberang, Minggu pagi (24/9/2023).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka World Cleanup Day (WCD) 2023. Total ada 400 orang dari puluhan komunitas yang terlibat dalam aksi bersih-bersih ini, juga mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Kota Jambi.
“Pemkot Jambi bersama komunitas dan relawan melakukan aksi bersih sungai. Gerakan ini perlu mendapatkan apresiasi. Apalagi mengingat, Sungai Batanghari adalah pusat peradaban Jambi. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menjaga kebersihan lingkungan,” sebut Maulana, saat kegiatan tersebut.
Maulana menyambut baik dan mendukung kegiatan WCD Jambi yang berdampak positif bagi masyarakat Kota Jambi, karena kegiatan itu menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk peduli terhadap kebersihan dan kelestarian sungai.
“Saya senang dan mendukung kegiatan WCD ini, yang diharapkan bisa berdampak positif bagi masyarakat, khususnya di kota Jambi ini, agar mencintai sungai, menjaga kelestarian dan kebersihannya,” tambahnya.
Pemerintah Kota Jambi melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi jelas Maulana, setiap tahunnya rutin melaksanakan aksi ini, sebagai wujud konkret kepedulian Pemkot Jambi terhadap isu lingkungan di Kota Jambi.
“Kalau bisa kegiatan ini tidak hanya sekadar seremonial saja, tapi berkelanjutan, karena isu lingkungan sangat sensitif saat ini. Kerusakan lingkungan terjadi di mana-mana. Polusi air, udara, sampah, menjadi masalah yang harus disikapi secara bersama untuk masa depan bumi kita,” ungkap Maulana.
Sampah sendiri merupakan ancaman nyata dan serius yang berdampak pada bumi, makhluk hidup dan ekosistem yang bernaung di dalamnya.
Berdasarkan data sistem informasi pengelolaan sampah nasional pada 2022 lalu, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton, dengan 18,5 di antaranya merupakan sampah plastik.
Disampaikan, untuk menjalankan strategi tersebut, Pemerintah Kota Jambi telah melaksanakan kebijakan pembatasan penggunaan kantong plastik yang diawali di pusat-pusat perbelanjaan dan toko modern, hingga pasar tradisional, yang telah dilaksanakan efektif mulai 1 Januari 2019 lalu. Kebijakan ini terbukti sukses dalam mengurangi timbunan sampah di Kota Jambi setiap tahunnya.
Selain itu, pada 2020 persentase pengurangan di Kota Jambi sebesar 15,24%, tahun 2021 sebesar 22,01% dan tahun 2022 sebesar 22,45%. Efektivitas penanganan sampah selama periode tahun 2020 s.d. 2022 konsisten diangka 75% dengan persentase sampah yang dikelola sebesar 97,27%.
Kota Jambi telah mengimplementasikan rencana aksi Pemerintah Indonesia untuk pencapaian Zero Waste, Zero Emission dari subsektor sampah. Aksi nyata itu tampak dari sistem pengelolaan sampah di Kota Jambi telah mengimplementasikan metode pengelolaan controlled/sanitary landfill. Kota Jambi juga saat ini telah memiliki TPA terbaru yang berlokasi di Talang Gulo dengan mengaplikasikan konsep Waste to Energy atau pemanfaatan sampah menjadi energi (menggunakan teknologi Emission Reduction in Cities (ERiC) Programme Solid Waste Management dengan sistem Sanitary Landfill).
TPA itu merupakan bantuan Pemerintah Jerman melalui German Federal Government (KfW/Kreditanstalt für Wiederaufbau). Selain itu juga, Pemkot Jambi memperoleh bantuan UNESCAP untuk pembangunan Integrated Resource Recovery Center (IRRC), di Pasar Talang Banjar, yang mengolah sampah organik hasil pembuangan Pasar Talang Banjar menjadi sumber energi ramah lingkungan.
Kota Jambi memiliki TPA Talang Gulo Lama seluas 10 Ha dan mengubah gas metan di TPA menjadi gas untuk memasak yang didistribusikannya ke penduduk sekitar TPA secara gratis. Untuk TPA Talang Gulo yang baru dengan sistem sanitary landfill, dilakukan pemilahan sampah anorganik kapasitas 35 ton/hari, pengolahan kompos kapasitas 15 ton/hari.
Jambi juga terus menambah luasan ruang terbuka hijau publik (RTH), dari yang saat ini sebesar 10,74% menjadi 20% dari total luas wilayah kota. Untuk energi bersih, Kota Jambi telah dialiri jaringan perpipaan gas perkotaan. Untuk sektor transportasi, Kota Jambi telah menginisiasi transportasi massal ramah lingkungan, uji emisi berkala kendaraan, pembangunan jalur khusus sepeda, dan program CFD/CFN diakhir pekan.
Kota Jambi juga telah menunjukkan eksistensinya di dunia internasional dengan menjadi satu-satunya daerah di Indonesia dari 20 kota di seluruh dunia yang dipilih oleh UN Habitat (United Nation Human Settlement Programme, salah satu organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa yang membidangi pemukiman manusia) menjadi pilot project Waste Wise Cities (WWC), sebuah program yang mendorong kota terpilih (Change Maker City) dalam tatanan global, untuk meningkatkan kemampuan manajemen persampahan di wilayahnya. Terpilihnya Kota Jambi sebagai Change Maker City tersebut, tidak terlepas dari konsitensi dan kesungguhan komitmen Kota Jambi yang secara global selama ini telah diakui dalam upaya penanganan persampahan yang berwawasan lingkungan.
World Cleanup Day (WCD) merupakan aksi bersih-bersih yang dilaksanakan serentak dalam satu hari, di berbagai belahan negara di dunia.
World Cleanup Day Indonesia diperkenalkan oleh Let’s Do It Indonesia pada 2014, tepat setelah Let’s Do It Asia Conference di Cebu, Filipina. Let’s Do It Indonesia yang merupakan organisasi di bawah naungan Let’s Do It World Movement menggandeng berbagai komunitas untuk membentuk organisasi core team nasional dengan tujuan memimpin aksi cleanup terbesar di dunia.