Pengembangan agribisnis pada PT. Mitra Tani 27 dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam perusahaan mupun dari luar lingkungan perusahaan. Faktor internal dan faktor eksternal dapat dianalisis dengan metode analisi SWOT yang meliputi Strenght (Kekuatan), Weakness(kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Treath (ancaman). Faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam sistem agribisnis perusahaan, sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang berasala dari luar lingkungan perusahaan. Analisis SWOT menunjukkan hambatan apa saja yang menjadi resiko dan peluang usaha , sehingga strategi untuk memaksimalkan pencapaian peluang dan kegagalan resiko dapat diminimalisir. Berikut adalah hasil analisis SWOT pengembangan agribisnis di PT. Mitra Tani 27 Jember:
- Opportunities (Peluang)
Peluang (opportunities) adalah kesempatan bagi PT. Mitra Tani 27 untuk mengembangkan produk frozen vegetables dan eksistensi perusahaan yang berasal dari luar, peluang yang ada antara lain :
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang tinggi
sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkontribusi dalam pengembangan produk di PT Mitra Tani 27 tergolong tinggi, terutama di wilayah Jember. Perguruan tinggi seperti Universitas Jember dan Politeknik Negeri Jember yang unggul dibidang pertanian mampu mencetak lulusan yang berkompeten Kelompok tani sebagai penyedia bahan baku produk turut berperan besar. Kelompok tani bermitra dengan pihak perusahaan dalam membudidayakan edamame sesuai dengan SOP.
Tidak adanya pesaing dalam negeri
Pesaing yang dimaksud adalah perusahaan lokal di Indonesia yang memproduksi olahan edamame beku. PT Mitra Tani 27 memproduksi sayuran beku berupa wortel, buncis, dan edamame yang menjadi produk unggulan. Khusus produk unggulan edamame beku, PT Mitra Tani menjadi pimpinan pemasaran produk edamame beku di Indonesia. PT MITRA Tani 27 adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mempoduksi edamame beku. Perusahaan lain hanya sebatas memasarkan edamame segar tanpa produk olahan, sehingga hal ini menjadi kesempatan bagi PT Mitra Tani untuk memperluas pemasaran dalam negeri.
Permintaan produk yang tinggi
Produk unggulan PT Mitra Tani 27 adalah edamame beku yang merupakan produk baru di Indonesia. Target pasar edamame beku tidak hanya untuk ekspor ke Jepang, pasar lokal juga dikenalkan dengan edamame beku. Produk edamame beku sudah dipasarkan ke kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bali, Yogyakarta, Malang dan lainnya. Permintaan produk edamame untuk pasar lokal cukup tinggi terutama untuk kebutuhan supermarket dan restoran Jepang yang ada Di Indonesia. Pemasaran di Jember sendiri terpusat di kota melalui supermarket dan toko oleh-oleh khas Jember.
Kondisi iklim yang sesuai
Wilayah Jember adalah wilayah yang sangat cocok untuk budidaya komoditas pertanian holtikultura disamping komoditas perkebunan seperti kopi dan kakao. Produk unggulan edamame dapat dibudidayakan sepanjang musim selama ada ketersediaan air. Benih edamame semula diimpor langsung dari Jepang, namun karena permintaan yang semakin meningkat PT Mitra Tani 27 berusaha menigkatkan kualitas edamame dengan mengembangkan benih sendiri yang kualitasnya jauh lebih tinggi daripada negara asalalnya yakni Jepang. yang menyentuh pasar luar negeri.
Kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat
Perkembangan dan kecanggihan tekologi menjadikan masyarakat sadar akan pentingnya gaya hidup sehat, terutama dalam mengkonsumsi sayuran. Kesadaran masyarakat menjadi peluang bagi produk sayuran beku untuk lebih dikenal masyarakat karenamemiliki nilai gizi tinggi, praktis, dan higienis.
2. Threat (Ancaman)
Persaingan dengan Perusahaan luar negeri
PT Mitra Tani bersaing dengan beberapa perusahaan luar negeri yang mengekspor edamame ke Jepang dan negara Asia lainnya. Perusahaan pesaing produk edamame beku berasal dari daerah Asia, seperti China, Vietnam, Thailand, dan Taiwan. Kualitas produk serta promosi menjadi aspek persaingan dalam ekspor produk edamame beku.
produk yang masih tergolong baru di masyarakat lokal
Edamame yang merupakan produk unggulan PT Mitra Tani masih tergolong produk baru bagi masyarakat. Masyarakat lokal belum semuanya mengenal baik terkait manfaat edamame bagi kesehatan. Ketidaktahuan masyarakat akan produk dapat mempengaruhi pemasaran edamame di pasaran lokal sehingga pengembangan edamame akan terhambat.
Klaim residu pestisida pada produk
Konsumen produk PT. Mitra Tani 27 tidak menerima produk edamame beku yang masih terkontaminasi oleh pestisida. Hal ini dapat menurunkan eksistensi perusahaan dan akan berdampak pada permintaan produk nantinya. Konsumen menginginkan produk yang sudah steril dan sudah teruji keamanannya , pihak importir akan mengembalikan produk apabila terdapat residu pestisida dan tidak sesuai standar yang telah ditetapkan. Produk edamame yang positif mengandung pestisida akan diolah menjadi mukimame atau edamame kupas (Wardani,dkk.,2015).
Kesulitan menjankau pasar Eropa
Karakteristik negara Eropa yaitu sulit dalam menerima suatu produk baru dari negara luar. Promosi untuk pengenalan produk ke luar negeri cukup mebutuhkan biaya yang tinggi. Negara Eropa menolak produk baru seperti edamame beku masuk karena menganggap kualitasnya belum teruji, selain itu ada produk edamame dari perusahaan lain yang sudah masuk.
Hama penyakit yang menyerang bahan baku
Bahan baku menjadi faktor terpenting dalam menjaga kualitas produk sayuran beku, terutama edamame beku. Serangan hama penyakit bisa menurunkan produktivitas serta kualitas sayuran bahan baku.