Layar Biru Windows Terjadi Secara Global, Ganggu Aktivitas Bisnis dan Layanan Publik

Berita

REDMOND, 21 JULI 2024 – Insiden gangguan teknologi informasi terbesar di dunia baru saja terjadi. Jumat dini hari waktu Indonesia bagian barat (WIB), berbagai gawai di perusahaan dan fasilitas umum mengalami gangguan massal.

Hal tersebut membuat aktivitas ekonomi di berbagai negara kacau. Menurut laporan Agence France-Presse, permasalahan dimulai pada Kamis pukul 19.00 GMT atau pukul Jumat 02.00 WIB saat Microsoft melakukan pembaruan untuk platform cloud computing mereka, Azure. Di saat pengguna melakukan update tersebut, justru muncul layar biru dengan emoticon cemberut. Khas layar error microsoft.

“Kami menghimbau agar pelanggan yang bisa untuk mengembalikan cadangan data dari sebelum ini (pembaruan, Red),” ujar Microsoft dalam pemberitahuan tertulis mereka.

Setelah diusut, gangguan rupanya terjadi di sisi program keamanan siber bernama CrowdStrike Falcon. Piranti yang dikelola perusahaan sibersekuritas CrowdStrike itu seharusnya memberikan perlindungan yang lebih dalam update terbarunya. Namun, program tersebut justru malah menabrak dengan program windows dan membuat seluruh gawai lumpuh.

CEO CrowdStrike George Kurtz menegaskan bahwa itu merupakan kesalahan internal. Bukan hasil serangan dari luar. ’’Persoalan sudah kami berhasil identifikasi. Kami sudah mulai melakukan perbaikan,’’ jelasnya.

Namun, perbaikan tersebut berjalan cukup lama. Yang terdampak sudah terlanjut menyebar. Mulai dari maskapai, rumah sakit, perbankan, sampai kereta pun terganggu. American Airlines baru menyatakan bisa kembal beroperasi pada 09.00 GMT keesokan harinya.

Yang paling parah, berbagai layanan di Australia lumpuh. Associated Press melaporkan bahwa perbankan negeri kanguru seperi NAB, Commonwealth, dan Bendigo terdampak. Belum lagi maskapai seperti Virgin Australia dan Qantas. Bahkan, stasiun TV seperti ABC dan Sky News Australia terpaksa off air beberapa jam.

Yang jelas, kondisi pasar finansial global ikut runtuh. Harga saham CrowdStrike jelas paling anjlok. Turun 20 persen saat sesi pra-perdagangan pasar.

Microsoft dan banyak raksasa IT juga akhirnya mendapatkan sorotan. Dan Coatsworth, analis investasi dari AJ Bell, mengatakan bahwa investor sudah mulai berbisik tentang risiko menanamkan modal di perusahaan IT.

Lantas, apa sebenarnya penyebab blue screen ini? Kurtz menegaskan, ini bukan insiden keamanan atau serangan siber, melainkan akibat “cacat” yang terdapat di sebuah konten update untuk host Windows, sembari mengatakan host Mac dan Linux tidak terdampak.

Dikutip dari Kompas.com, sistem Crowdstrike Falcon yang terpasang di PC Windows memonitor dan memblokir beragam aktivitas mencurigakan, seperti malware, tetapi membutuhkan akses khusus ke sistem OS Windows untuk melakukannya.

Update yang memiliki kecacatan pemrograman itulah yang membuat OS Windows jadi diam tak bisa digunakan (brick), hanya menampilkan layar error biru (blue screen of death/BSOD).

Diperkirakan, 6.000 perusahaan di seluruh dunia menggunakan solusi Crowdstrike ini di komputer Windows mereka, termasuk 300 perusahaan dari daftar Fortune 500.