Korsel Pertimbangkan Terima Lebih Banyak Pekerja Asing Untuk Tingkatkan Populasi Usia Produktif

Berita Hukum & Klarifikasi

ilustrasi

Seoul, 21 Agustus 2024- Pemerintah Korsel tengah mempertimbangkan untuk menerima lebih banyak pekerja asing guna meningkatkan populasi usia kerja di tengah ancaman krisis demografi

Melansir Yonhap News, You Hye-mi, sekretaris senior yang menangani tingkat kelahiran rendah, hari ini (21/8) menyampaikan hal tersebut di sebuah wawancara radio, ditengah pergulatan Korsel menjadi negara dengan angka kelahiran terendah serta populasi yang menua

“Seiring dengan menurunnya jumlah usia kerja, pemanfaatan tenaga kerja asing bisa menjadi salah satu pilihan untuk menambah jumlah penduduk,” ujarnya dalam wawancara dengan radio KBS  

You Hye-mi mengatakan angka kelahiran total Korea Selatan mencapai rekor terendah sebesar 0,72 pada tahun 2023. Angka tersebut jauh di bawah 2,1 kelahiran per wanita yang dibutuhkan untuk mempertahankan kestabilan populasi tanpa imigrasi.

Menurutnya jika tren ini terus berlanjut bukan tidak mungkin populasi negara Korsel akan turun 30 persen dan proporsi populasi lansia akan lebih besar dari populasi pekerja

“Dipertanyakan apakah sistem saat ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam situasi seperti ini,” jelasnya

Dalam paparannya, ia menjelaskan kalau sistem ijin kerja saat ini memperbolehkan perekrutan tenaga asing di bidang non-profesional. Pemerintah memerlukan strategi panjang dan komprehensif untuk merekrut pekerja asing, dimana melalui kementerian Strategi dan Perencanaan Kependudukan akan memainkan peran penting untuk mencapai tujuan tersebut

You Hye-mi juga menyoroti mahalnya biaya program percontohan untuk merekrut asisten rumah tangga dari Filipina yang disebabkan penerapan sistem upah minimum, dan menyerukan langkah-langkah untuk membuat program tersebut menjadi lebih mudah diakses oleh rumah tangga biasa

Dikutip dari KBS World, pemerintah Korea Selatan meluncurkan program percontohan pekerja perawatan asing yang diikuti 100 pekerja rumah tangga asal Filipina. Program tersebut akan berlangsung sampai Februari 2025

Layanan itu membutuhkan biaya 3.700 won per jam, sehingga apabila menggunakan layanan untuk lima hari selama 4 jam per hari, total biaya sebulan mencapai 1.190.000 won

Warga kota Seoul yang memiliki anak dengan usia 12 tahun atau akan melahirkan anak dalam waktu dekat, rumah tangga orang tua tunggal, suami istri yang dua-duanya memiliki pekerjaan bisa meminta layanan tersebut, dan khusus ibu hamil akan diprioritaskan

Kementerian Perekrutan dan Ketenagakerjaan Korea Selatan menjelaskan bahwa proyek percontohan kali ini merupakan sejenis kebijakan untuk memanfaatkan tenaga kerja asing secara sah