Pasuruan, 26 Agustus 2024, Beredarnya isu pada masyarakat mengenai gempa di Zona Megathrust yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menyebabkan banyak kekhawatiran. Menanggapi hal tetsebut, Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan berikan beberapa rekomendasi yang harus dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi apabila memang benar terjadi.
“Ada beberapa rekomendasi yang harus dilakukan dalam mengantisipasi untuk mempersiapkan menghadapi Gempa di Zona Megathrust. Apalagi diketahui, Indonesia berada pada batas empat lempeng tektonik, yakni, Indo-Australia, Eurasia, Pasifik, dan Filipina,” jelas Rully, dalam keterangannya kepada Jatim Newsroom, Senin (26/8/2024).
Karena Indonesia berada pada batas lempeng tektonik itulah, menurut Rully, Indonesia memiliki konsekuensi juga berada pada 13 zona Megathrust dan 295 sesar aktif.
Zona Megathrust sendiri, dijelaskan Rully, area dimana dua lempeng tektonik bertabrakan dan salah satunya menyusup di bawah lempeng lainnya dalam proses yang disebut subduksi. Proses ini dapat menyebabkan penumpukan energi besar yang dapat terlepas secara tiba-tiba dalam bentuk gempa besar.
“Zona megathrust adalah istilah untuk menyebut sumber gempa di zona subduksi lempeng. Lajur subduksi yang kedalamannya dangkal kurang dari 50 kilometer, lajur subduksi landai, dan jalur sunduksi menukik disebut Zona Benioff, zona subduksi ini dianalogikan sebagai ‘patahan naik yang besar sehingga disebut zona megathrust,” terang Rully.
Rully mengungkapkan, karena wilayah Pesisir Selatan-Jatim berdekatan dengan sumber gempa Megathrust Jawa Timur, pada magnitudo maksimum M8.7. Sehingga ada pula beberapa sumber gempa sesar aktif di Jawa Timur yang perlu diwaspadai, di antaranya, sesar naik pati, sesar kendeng, sesar Pasuruan, dan sesar Probolinggo.
“Aktivitas kegempaan Jawa Timur periode 2023 pun paling banyak pada Bulan Desember sebanyak 642 kali. Sedangkan, pada periode 2024, sampai Juli kemarin, paling banyak terjadi pada bulan April yakni hampir delapan ratus kali,” ungkapnya.
Sehingga untuk mengantisipasi potensi gempa di Zona Megathrust ini, Rully memberikan beberapa rekomendasi yang mesti dilakukan. Pertama, penerapan tata ruang dan standar bangunan tahan gempa dan tsunami dengan ketat, berdasarkan Peta Mikrozonasi (PGA) dan Peta Bahaya Tsunami. Kedua, audit kelayakan konstruksi bangunan dan infrastruktur. Ketiga, menyiapkan Jalur dan sarana prasarana evakuasi yang layak dan memadai.
“Keempat, penguatan sistem informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami dengan memastikan pusdalops atau BPBD beroperasi 24 jam dengan sirine on, dan menguatkan sinergi pentahelix. Kelima, edukasi, literasi, dan advokasi untuk membangun budaya mitigasi dan ketangguhan terhadap bencana gempa dan tsunami,” sebut Rully.
Rekomendasi yang keenam, dipaparkan Rully, adalah latihan kesiapan evakuasi mandiri dan kolektif. “Ketujuh, riset, kajian, dan pengembangan teknologi. Kedepalan, monitoring, eveluasi, dan penyempurnaan menerus terhadap sistem mitigasi,” papar Rully.
Untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa, Rully mengimbau masyarakat, supaya menyiapkan kebutuhan dan keterampilan P3K.
“Catat nomor telepon penting seperti nomor keluarga, rumah sakit, dan pemadam kebakaran, mengetahui cara menggunakan alat pemadam kebakaran sederhana, dan mengetahui teknik dasar pertolongan pertama P3K,” imbau Rully.
Rully mengatakan, bahwa hal yang perlu diketahui ialah, zona megathrust seperti Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memiliki waktu Seismic Gap (area subduksi belum mengalami gempa besar selama periode waktu yang lama dsn energi yang tertahan dapat memicu gempa besar di masa depan) yang jauh lebih lama dibandingkan dengan gempa di Nankai, Jepang sehingga harus mendapat perhatian lebih serius.
“Tetap tenang, namun fokus pada keadaan dan kesiap siagaan (mitigasi) gempa bumi dan tsunami. Tetap beraktivitas normal seperti melaut, berdagang, dan berwisata ke pantai. Ikuti informasi resmi BMKG yang memberikan informasi dan peringatan dini gempa dan tsunami secara cepat dan akurat,” pungkasnya.