Salah satu langkah dalam mengimplementasikan praktik perikanan berkelanjutan adalah dengan menerapkan zero waste. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan pun menggencarkan kampanye penerapan zero waste pada seluruh produk perikanan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo mengatakan bahwa semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi.
“Meminimalisir bagian terbuang, semua bagian ikan bisa dimanfaatkan untuk jadi produk,” katanya dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (7/10/2023).
Di sisi lain, Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal PDSPKP, Erwin Dwiyana mengungkapkan, produk perikanan didorong menjadi sumber protein pilihan keluarga guna mendukung peningkatan konsumsi ikan. Ia menyebut, sebagai negara yang dianugerahi struktur geografis yang didominasi lautan serta kekayaan rempah-rempah yang melimpah, menjadikan keragaman kuliner Indonesia sebagai potensi yang bisa diangkat.
“Kami berharap masakan khas Indonesia yang berbahan baku ikan bisa mendunia,” ungkapnya.
Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), Trisna Ningsih memaparkan terkait dengan piramida atau tingkatan nilai produk perikanan, di mana semakin ke atas nilai produk yang dihasilkan semakin tinggi.
“Untuk tingkatan paling bawah pemanfaatan ikan hanya sebatas ikan mentah atau sebagai bahan baku saja. Kemudian ikan untuk pakan ternak dan di atasnya olahan tradisional seperti pengasinan, pengeringan, pemindangan dan pengasapan,” paparnya.
“Tingkatan selanjutnya ikan sebagai pangan fungsional, suplemen kesehatan, kosmetik dan teratas untuk produk farmasi,” jelas Trisna.
Dirinya juga memberikan contoh konsep zero waste ikan, di mana tidak ada bagian tubuh ikan yang terbuang. Menurut Trisna, dimulai dari daging ikan selain jadi produk fillet, steak dan loin, bisa untuk produk fortifikasi hingga hidrolisat.
“Tak hanya dagingnya, bahkan tulang dan kepala ikan pun masih bisa dimanfaatkan untuk camilan, sebagai bahan farmasi seperti kandrotin, serta bahan industri seperti gelatin dan lem,” ujar Trisna.
“Jeroannya juga, selain untuk pakan seperti tepung, silase, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan farmasi,” imbuhnya.