Pasuruan, 7 Agustus 2024, Berkaca dari kebakaran hutan di lereng Gunung Arjuno yang menghanguskan sekitar 4000 hektar dan penanganan yang membutuhkan biaya cukup besar, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim bersama seluruh komponen pegiat kebencanaan terdorong melaksanakan pelatihan pemadaman api kebakaran hutan dan membentuk Forum Tematik.
Kegiatan yang dilaksanakan di Sampoerna Rescue Training Center (SAR TC), Pasuruan, Sabtu (3/8) hingga minggu lalu (4/8) itu bertajuk “Siaga Darurat Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) Lingkar Arjuno Welirang Anjasmoro”. Dalam kegiatan disampaikan paparan dan simulasi terkait dengan penanggulangan hutan dan lahan.
Beberapa pembicara dan mentor yang dihadirkan, yaitu dari BNPB, BPBD Jatim, FPRB Jatim, Tim Rescue POMI Paiton Energi dan Sampoerna Rescue.
Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) RI, Pangarso Suryotomo, melalui siaran persnya, Rabu (7/8/2024) menyampaikan, bahwa banyak kerugian yang secara tidak langsung harus dihadapi ketika terjadi Karhutla. Makanya saat ini pihaknya mengajak semua komponen untuk berbicara dan melangkah dalam berbagai tindakan untuk mengirangi angka kebakaran itu.
“Forum Tematik ini bisa menjadi embrio di tempat yang lain, tentu dengan ancaman yang berbeda. SAR TC sendiri sangat strategis, terutama di saat ada ancaman Karhutla,” kata Pangarso.
Ia melanjutkan, lahan yang ada di SAR TC cukup luas, sehingga membantu banyak pelaksanaan bimbingan teknis tim penanganan Karhutla. Termasuk juga akses jalan utama yang bisa dijangkau semua pihak. Apalagi SAR TC juga dekat dengan tiga gunung yang menjadi pembahasan yakni Gunung Arjuno, Welirang, dan Anjasmoro.
“Dan yang paling penting tentu saja keterbukaan dari Sampoerna pada semua pihak. Sehingga SAR TC dapat dimanfaatkan untuk kegiatan peningkatan kapasitas maupun situasi darurat,” ungkap pejabat BNPB yang akrab dengan julukan Panglima Relawan Kebencanaan tersebut.
Pada bagian lain, ia juga menegaskan, pelaksanaan dua hari pelatihan ini tidak hanya berlatih proses pemadaman saja, namun juga kemampuan untuk berkomunikasi dengan warga. Sehingga, Forum Tematik yang terbentuk bisa memberikan manfaat.
Terkait dengan tujuan dan maksud penyelenggaraan, Sekretaris Jenderal FPRB Jatim, Catur Sudarmanto, menuturkan, pelatihan di SAR TC mampu membentuk sinergi yang baik. Pihaknya melihat banyak fenomena di sepanjang 2023, termasuk kejadian Karhutla pada 4.000 hektar lahan yang terjadi di tiga gunung itu dalam setahun.
“Kami menfasilitasi untuk terbangun dalam Forum Tematik. Biar kegiatan ke depan terkoordinasi dengan mudah dengan adanya forum ini,” jelasnya.
Ia pun memahami bahwa koordinasi menjadi kunci dalam Forum Tematik, sehingga penanganan lebih mudah dan cepat. “Proses mitigasi sampai pemulihan bisa berjalan baik, serta risiko bisa diminimalisir,” tegasnya.
Bahkan, Forum Tematik akan dijadikan pilot project yang dirancang di tempat lain. Kegiatan ini diikuti 100 orang perwakilan dari berbagai relawan. Kegiatan ini sekaligus mengajak semua komponen pentahelix untuk ikut serta. Sehingga ada perwakilan dari relawan, pengusaha, pemerintah, akademisi dan media.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Bige Agus Wahjuono, yang hadir mewakili Kalaksa BPBD Jatim menyatakan apresiasinya terhadap sinergi yang dibangun antara FPRB Jatim dengan berbagai pihak baik pemerintah dalam hal ini BNPB dan BPBD maupun pihak swasta hingga terselenggarany acara ini. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi multihelik kebencanaan menjadi solusi dari penanggulangan bencana.
Terkait tempat pelatihan yang digunakan, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Arief Triastika mengatakan, SAR TC sudah beroperasi sejak 18 September 2012 yang menjadi pusat pelatihan tanggap darurat bencana.
“Melalui Sampoerna Rescue, kami turut membantu kesiapsiagaan bencana, tanggap darurat, evakuasi, pemulihan, revitalisasi dan mitigasi untuk masyarakat yang tidak hanya berada disekitar lingkungan dimana kami beroperasi tetapi hampir beberapa daerah seperti yang terakhir adalah gempa bumi di Cianjur dan bencana kekeringan di Pasuruan,” ujar Arief.
Sejak awal dibentuk hingga kini, SAR telah membantu lebih dari 215.000 orang di lebih dari 340 misi kemanusiaan .