Kementerian Sosial (Kemensos) kembali menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk bekerjasama merakit motor trail listrik yang ditargetkan untuk warga Papua. Berhasil diresmikan, E-trail Bangkits Cendrawasih hadir dengan harapan dapat membantu distribusi barang di Papua dengan segala kemudahannya.
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS, Bambang Pramujati ST MScEng PhD menjelaskan keberhasilan proyek Bangkits, tersimpan sebuah makna mendalam yang terkandung dalam singkatan alfabet Bersama Hubungkan Bukit dan Sungai. Namun, signifikansi ini tidak berhenti pada aspek linguistik semata.
Proyek ini juga mencerminkan tekad ITS untuk menginspirasi generasi muda Indonesia dalam bidang teknologi. Bahkan, ITS memilih untuk mencantumkan inisial mereka pada huruf terakhir. Menciptakan Bangkits Cendrawasih sebagai komitmen pemerintah untuk memberikan peluang kepada generasi muda Indonesia agar mereka dapat membangun kompetensi unggul dalam penguasaan teknologi.
Lebih dalam mengenal kerja sama Bangkits, pengadaan ini dilatarbelakangi atas tingginya perekonomian di Papua akibat sulitnya jangkauan transportasi. Misalnya, daerah pegunungan yang menjadi kendala utama dalam proses pendistribusian barang. Tak hanya itu, ditambah pula dengan pola pemukiman yang terpencar sehingga menyulitkan distribusi barang.
Dengan kondisi tersebut, ITS sebagai Kampus Pahlawan yang melek akan teknologi memegang peran penting dalam mengembangkan sepeda motor listrik ini dengan menjadi inisiator perancangan dan fabrikasi. Proses perancangan ini diawali oleh tim STP Otomotif ITS, yang kemudian melakukan simulasi kekuatan terhadap desainnya.
Setelah itu, komponen hasil perancangan difabrikasi dan dirakit menjadi prototipe E-trail, yang kemudian menjalani uji performansi ketat. Uji performansi dilakukan dengan menggunakan dynotest dan di berbagai medan yang disesuaikan dengan kondisi Papua. “Salah satunya wilayah pegunungan di Pacet, Jawa Timur,” ujar Bambang.
Dirancang dengan kecepatan maksimum mencapai 80 km/jam, sepeda motor trail listrik ini siap juga dilengkapi dengan tas di kedua sisi belakangnya, memudahkan pengguna untuk membawa dan mendistribusikan barang dengan efisien. E-trail ini juga memiliki torsi besar yang memungkinkannya mengatasi medan berat di daerah pegunungan.
Selain itu, keberlanjutan lingkungan menjadi fokus utama dengan penggunaan energi matahari ini. Motor trail listrik ini merupakan langkah positif dalam mengurangi jejak karbon di lingkungan pegunungan Papua yang kaya akan keindahan alam. Dengan pemanfaatan tenaga surya, motor ini tidak hanya mengurangi polusi udara, tetapi juga membantu menjaga keberlanjutan sumber daya alam di daerah tersebut.
Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa proses pembuatan sepeda motor ini masih bergantung pada tenaga manusia yang menyebabkan ketidakseragaman produk. Komponen baterai juga disusun secara manual, yang berarti perizinan mengharuskan hasil uji laboratorium yang terakreditasi.
Di luar kekurangan tersebut, ITS tetap dengan penuh mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Bangkits juga tengah menjalankan langkah progresif dengan merintis jaringan rantai pasok komponen melalui kolaborasi dengan start-up. Dalam kerjasama yang erat bersama PT ITS Tekno Sains, mereka telah memulai produksi E-trail yang mencakup berbagai skala, dari yang terbatas hingga besar.
Menutup pembicaraannya, dosen Departemen Teknik Mesin ini menegaskan bahwa divisi Research and Development (RnD) akan aktif mengembangkan produk ini dan mengupayakan pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. Upaya ini diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi setempat.