Brussels, 17 Juli 2024, Indonesia dan Uni Eropa menyepakati penjajakan kerja sama konkret bidang bidang pemajuan dan perlindungan HAM dalam Dialog Hak Asasi Manusia (HAM) ke-10 pada 15 Juli 2024 di Brussels. Dialog ini merupakan bentuk nyata komitmen RI dan UE terhadap pendekatan konstruktif berbasis dialog di bidang HAM. Selain itu, kedua negara menyatakan sepaham bahwa Dialog HAM harus dilandaskan prinsip saling menghormati dan kesetaraan.
Kesepakatan untuk mengeksplorasi kerja sama yang konkret di bidang pemajuan dan perlindungan HAM, termasuk dalam bentuk seminar, workshop, atau side event merupakan deliverable terpenting Dialog HAM RI-UE ini.
Pada pertemuan ke-10 ini, sejumlah isu HAM domestik yang menjadi perhatian bersama dibahas secara mendalam. Diskusi dilakukan secara konstruktif, di mana kedua pihak bertukar pandangan secara lugas, menyoroti berbagai capaian dan tantangan dalam upaya pemenuhan dan pemajuan HAM. Antara lain tantangan dalam menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan kebebasan beragama, serta hak berkumpul dengan kewajiban negara untuk menjaga ketertiban umum. Kedua delegasi bertukar pandangan mengenai sejumlah isu sensitif dalam upaya meningkatkan saling memahami.
Selain itu, dialog juga mencakup isu-isu HAM internasional, termasuk konflik di Afghanistan, Palestina, Ukraina, dan Myanmar. Indonesia menekankan peran penting Uni Eropa dalam mendesak akuntabilitas atas konflik di Gaza, melalui dukungan terhadap berbagai mekanisme Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia juga berharap Uni Eropa terus mendukung UNRWA secara politis dan finansial, mengingat peran vital lembaga tersebut dalam memberikan layanan esensial seperti pendidikan dan kesehatan.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Indah Nuria Savitri, Direktur HAM dan Kemanusiaan, Kementerian Luar Negeri; sementara Delegasi Uni Eropa dipimpin oleh Ms. Leila Fernandez-Stembridge, Head of Division for South-East Asia and ASEAN, European External Action Service (EEAS). Turut hadir dalam sesi pembukaan EU Special Representative for Human Rights, Duta Besar Olof Skoog, dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belgia, merangkap Luksemburg dan Uni Eropa, Andri Hadi, yang saling bertukar pandangan dan harapan terkait masa depan Dialog HAM.