JAKARTA, 9 JULI 2024 – Melanin adalah komponen penting dalam kulit yang melindungi sel-sel kulit dari sinar UV yang berbahaya dan memberikan warna alami pada kulit. Namun, produksi melanin yang berlebihan dapat menyebabkan warna kulit tidak merata, perubahan warna kulit hingga bintik hitam.
Hiperpigmentasi adalah sebuah kondisi kulit yang ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap di beberapa bagian yang disebabkan oleh produksi melanin berlebih.
Melanin berlebih terkait sangat erat dengan inflamasi. Saat inflamasi terjadi karena paparan terhadap sinar UV, usia, genetika, polusi atau prosedur tertentu, hal ini menstimulasi produksi melanin.
Stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas menyebabkan inflamasi kronis dan pergerakan melanin ke permukaan kulit. Saat terakumulasi dan menetap, hiperpigmentasi yang terlihat dapat mengganggu warna dan kecerahan kulit.
Kondisi kulit hiperpigmentasi dapat dialami oleh semua orang, terutama mereka yang tinggal di daerah tropis dan sering terpapar sinar matahari.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu produksi melanin berlebih sehingga menghasilkan kondisi hiperpigmentasi. Beberapa di antaranya yakni paparan sinar matahari dan inflamasi pada kulit yang menimbulkan bekas jerawat atau bekas luka.
Selain itu bisa juga disebabkan faktor genetik serta prosedur terhadap kulit yang dapat menyebabkan warna kulit tidak merata.
Dermatologist dr. Listya Paramita Sp.DVE, FINSDV, mengatakan, kondisi kulit hiperpigmentasi seringkali tidak disadari. Bahkan sering juga disepelekan.
Banyak orang yang beranggapan bahwa hiperpigmentasi masalah kulit yang biasa-biasa saja. Padahal jika tidak ditangani dengan tepat, dalam jangka panjang kondisi kulit hiperpigmentasi dapat mengganggu kualitas hidup pasien sehari-hari.
“Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya merawat kondisi hiperpigmentasi, tetapi juga mencegah sebelum hiperpigmentasi muncul di kulit,” ujarnya saat peluncuran La Roche-Posay MELA B3 Serum, di Jakarta.
Masalah pigmentasi juga mempengaruhi kualitas hidup. Sebanyak 22 persen responden merasa dirinya dilihat tidak bersih
Kemudian 21 persen merasa dijauhi oleh banyak orang di ruang publik. Sedangkan 23 persen merasa diperlakukan berbeda dari anggota masyarakat tanpa kondisi kulit hiperpigmentasi. Lalu 21 persen merasa didiskriminasi di tempat kerja.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, La Roche-Posay meluncurkan inovasi untuk membantu melawan hiperpigmentasi – MELA B3 Serum. Mengandung Melasyl™, bahan aktif multi-paten yang dikembangkan selama 18 tahun penelitian, dan diformulasikan dengan 10 persen Niacinamide.
Serum ini menjadi terobosan dalam masalah kulit hiperpigmentasi, seperti bintik hitam, warna kulit tidak merata hingga noda bekas jerawat.
Marketing Director, L‘Oréal Dermatological Beauty, Indonesia Pandu Brodjonegoro mengatakan, La Roche-Posay memahami bahwa hiperpigmentasi adalah salah satu kondisi kulit yang paling umum dan kompleks untuk diatasi. 1 dari 2 orang mengalami gangguan pigmentasi, dan hal ini memberikan dampak besar pada kualitas hidup sehari-hari,
Dari hasil penelitian selama 18 tahun pada 100.000 molekul, La Roche-Posay berhasil menemukan sebuah bahan aktif spektrum luas dalam sains pigmentasi. Molekul baru yang kemudian dinamai Melasyl™ ini menjadi sebuah revolusi dalam melawan hiperpigmentasi dengan model aksi yang unik.
Untuk pertama kalinya, Melasyl™ mencegah kelebihan melanin sebelum meninggalkan bekas pada kulit dengan menangkap prekursor melanin. Melasyl™ memiliki manfaat anti-pigmentasi terdepan bagi semua warna kulit, dan telah teruji dibandingkan dengan 8 bahan aktif lainnya.
Dikembangkan bersama para dermatolog terkemuka dan para pakar hiperpigmentasi dari seluruh dunia, Melasyl™ hadir dalam MELA B3, dipadukan dengan 10 persen Niacinamide yang juga dikenal sebagai Vitamin B3, serta bahan aktif dermatologis lainnya dalam formula yang sangat komprehensif.
“Melasyl™ sungguh-sungguh merupakan sebuah terobosan yang unik dalam membantu melawan kondisi hiperpigmentasi pada kulit. Bahan aktif ini bekerja bukan dengan menghentikan produksi melanin, namun dengan cara menangkap prekusor melanin itu sendiri, sehingga hasilnya dapat dilihat sejak minggu pertama penggunaan tanpa mengganggu proses alami kulit atau pun menyebabkan iritasi,” jelas dr. Listya lagi.
Melasyl™ telah teruji dan terbukti secara klinis pada semua fototipe kulit.
“Mengingat hiperpigmentasi adalah sebuah kondisi yang sulit ditangani, maka sangatlah penting memiliki sebuah rutinitas yang komprehensif dan fotoproteksi yang sistematis untuk mendapatkan hasil terbaik. Pastikan juga selalu menyertakan pemakaian sunscreen dalam rutinitas tersebut untuk perlindungan kulit wajah,” ujarnya lagi.
Sebagai produk inovasi anti-pigmentasi terbesar, MELA B3 hadir dengan tekstur baru yang lebih mewah dan sensorial.
Gel berwarna peach terasa sangat ringan saat disentuh dan hadir dengan afinitas kulit yang tinggi untuk penyerapan lebih cepat tanpa rasa lengket. MELA B3 juga bebas dari alkohol sehingga tidak akan menyebabkan iritasi.