Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan tumbuhnya 20.800 wirausaha baru (WUB) industri kecil dan menengah (IKM) secara kumulatif pada tahun 2023. Peningkatan jumlah dan populasi WUB ini dilakukan melalui berbagai pelatihan bagi calon-calon WUB dari sisi manajerial untuk mendorong jiwa kewirausahaan dan sisi teknis produksi.
Upaya penumbuhan WUB berangkat dari peran strategis yang dimiliki sektor IKM dalam perekonomian nasional, utamanya terkait dengan penyediaan dan perluasan kesempatan kerja yang dapat mempercepat peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. “IKM merupakan motor penggerak aktivitas ekonomi berbasis kerakyatan, dengan demikian pembinaan dan penguatan IKM tidak hanya memberikan dampak ekonomi, namun juga dampak sosial yang nyata,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (26/10).
Berdasarkan data BPS tahun 2021, populasi IKM mencapai 4,18 juta unit usaha, yang merupakan 99,7% dari total unit usaha industri manufaktur. Sektor IKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 9,88 juta orang atau sebanyak 65,51% dari total tenaga kerja industri (data BPS 2021 diolah Ditjen IKMA).
Hingga tahun 2022, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) telah melatih sebanyak 18.645 WUB, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 8.019 WUB. Selain itu, sebanyak 7.534 WUB telah terfasilitasi untuk mendapatkan legalitas usaha, meningkat dari tahun 2021 sebanyak 5.330 WUB.
Upaya penumbuhan WUB oleh Kemenperin didasarkan pada potensi sumber daya bahan baku dan kearifan budaya lokal. Beberapa waktu lalu, Menperin membuka Seminar Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyuwangi.
Di Banyuwangi, terdapat potensi sumber daya alam kopi yang berkontribusi menjadikan kabupaten tersebut sebagai bagian dari lima besar daerah penghasil kopi di Jawa Timur. Potensi sumber daya alam ini bisa semakin dikembangkan dengan maraknya tren menikmati kopi di kalangan muda, sehingga pengembangan WUB difokusikan pada pengolahan biji kopi lokal.
“Banyuwangi juga dikenal sebagai destinasi wisata yang diminati wisatawan mancanegara. Hal ini juga menumbuhkan wirausaha kerajinan sebagai buah tangan bagi para wisatawan, disamping memenuhi permintaan hotel atau resort yang dibangun,” tutur Menperin.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita memaparkan, pelatihan WUB yang diberikan oleh Kemenperin meliputi materi-materi yang perlu dipahami para pelaku usaha baru ini dalam menjalankan bisnisnya. Para WUB membutuhkan bekal dalam aspek legal dan teknis untuk meminimalkan hambatan yang akan ditemui selama menjalankan usaha seperti perizinan, keterbatasan modal, serta pengelolaan industri. “Oleh karena itu seminar ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar dan motivasi bagi wirausaha baru di bidang industri kopi dan kerajinan,” terang Reni.