Official portrait of President Donald J. Trump, Friday, October 6, 2017. (Official White House photo by Shealah Craighead)
Washington, 13 Agustus 2024- Biro investigasi AS, FBI, saat ini dikabarkan menyelidiki dugaan peretasan dokumen kampanye milik Donald trump, pada Senin waktu setempat
Dilansir dari NY Post, tim kampanye Trump mengatakan bahwa mereka menuding Iran berada dibalik peretasan tersebut. Tudingan itu dilatarbelakangi pemberitaan oleh media outlet setempat, Politico, yang menyebutkan bahwa Iran menerima email anonim yang menyertakan dokumen internal terkait pemerikasaan senator JD Vance –calon wakil presiden Trump-
Dalam laporannya, Politico, melaporkan bahwa mereka mulai menerima komunikasi kampanye milik ‘pejabat senior kampanye Trump’ pada 22 Juli, dan orang dalam mengonfirmasi bahwa dokumen tersebut merinci rekam jejak Vance, pernyataan masa lalu serta ‘potensi kerentanan’ adalah asli
Menurut Steven Cheung, jubir tim kampanye Trump, menegaskan bahwa dokumen yang diperoleh secara illegal dari sumber-sumber asing yang merupakan musuh AS dengan tujuan turut campur pada Pemilu AS pada November mendatang, berpotensi menimbulkan kekacauan dalam proses demokrasi AS
“Orang Iran tahu bahwa Presiden Trump akan menghentikan teror yang mereka lakukan seperti yang telah dilakukannya selama empat tahun pertamanya di Gedung Putih,” tambahnya, sembari mencatat bahwa Microsoft mengungkapkan minggu lalu bahwa peretas Iran telah menargetkan kampanye presiden dan bahwa dugaan peretasan itu terjadi setelah adanya laporan tentang rencana Iran untuk membunuh presiden ke-45 tersebut
Donald trump mengklaim bahwa salah satu websitenya diretas oleh Iran, seperti yang tulisnya melalui media sosial milik Trump, Truth Social
“Mereka hanya bisa mendapatkan informasi yang tersedia untuk umum, tetapi, meskipun begitu, mereka seharusnya tidak melakukan hal semacam ini. Iran dan negara-negara lain tidak akan berhenti, karena pemerintah kita lemah dan tidak efektif, tetapi itu tidak akan berlamgsung lama,” tulisnya
FBI sendiri dilaporkan telah menemukan banyak bukti bahwa Iran telah menyusun rencana pembalasan terhadap Trump terkait pembunuhan Qasse Soleimani -pemimpin elit Quds Garda Revolusi Iran-, tahun 2020
Sementara itu, Iran telah membantah tuduhan bahwa negaranya terlibat dalam upaya daring untuk turut campur dalam pemilu AS