Seoul, 30 November 2024 – Korean Air semakin dekat untuk menjadi maskapai penerbangan terbesar di Asia Timur Laut setelah Komisi Eropa pada Kamis (28/11)menyetujui penggabungannya dengan Asiana Air
Kesepakatan senilai 1,4 miliar dollar ini telah melalui proses panjang selama kurang lebih 10 bulan, dan mendapatkan persetujuan akhir setelah Korean Air memenuhi syarat yang diajukan oleh regulator antimonopoli Uni Eropa, yaitu pengurangan rute tumpang tindih ke Paris, Frankfurt, Barcelona dan Roma serta menjual lini bisnis kargo Asiana
Rute ke empat kota besar di Eropa tersebut telah diberikan kepada maskapai pengganti, T’Way Air dan untuk bisnis kargo dijual ke Air Incheon, keduanya merupakan maskapai berbiaya rendah
“Kami berdedikasi untuk membantu maskapai penerbangan domestik berbiaya rendah membangun kapasitas untuk mengoperasikan rute jarak jauh dengan keyakinan bahwa langkah ini akan memperkuat industri penerbangan Korsel dan memperluas pilihan konsumen secara keseluruhan,” ungkap salah satu pejabat Korean Air
“Demikian pula, kami berharap Air Incheon, pembeli bisnis kargo Asiana, akan tumbuh menjadi maskapai penerbangan kargo terbesar kedua di negara ini dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sektor logistik,” tambahnya
Saat ini persetujuan akhir komisi Eropa telah dibawa oleh Korean Air ke Departemen Kehakiman AS. Jika tidak keluhan maka merger tersebut bisa selesai akhir tahun, meski ada sedikit kekhawatiran terhadap kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump pada tahun depan
Dengan merger tersebut, Korean Air menjadi penerbangan terbesar ke-18 di dunia berdasarkan jumlah armada, dan ditargetkan bisa berada di sepuluh besar. Korean Air diperkirakan meraup penghasilan 300 hingga 400 miliar won per tahun setelah merger, dan akan memegang 64 persen saham Asiana Air, jika semua persetujuan regulasi telah diperoleh
Korean Air hasil merger akan resmi diluncurkan pada tahun 2026
sumber: The Korea Herald