
KUALA LUMPUR, 29 Oktober 2025 – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan sentralitas ASEAN sebagai fondasi utama dalam mempertahankan stabilitas dan kemandirian kawasan di tengah ketegangan global yang kian meningkat.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam sesi retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyoroti kondisi dunia yang tengah diwarnai oleh meningkatnya rivalitas antarnegara, menurunnya kepercayaan global, serta ketidakseimbangan tatanan internasional. Menurutnya, situasi tersebut menjadi alasan kuat bagi ASEAN untuk memperkuat soliditas dan mempertegas peran sentralnya di kawasan.
“Dunia saat ini terpecah belah. Persaingan semakin tajam, kepercayaan memudar, dan tatanan global kehilangan keseimbangan. Dalam lingkungan seperti ini, ASEAN harus tetap bersatu. Persatuan dan sentralitas bukan sekadar kata-kata kunci. Tanpanya, kita berisiko dipecah belah oleh kekuatan-kekuatan yang lebih besar,” tegas Presiden Prabowo.
Presiden menekankan bahwa kekuatan ASEAN tidak bertumpu pada konfrontasi, melainkan pada kemampuan membangun keterlibatan yang konstruktif dan inklusif di antara negara-negara anggotanya.
Ia menyebut, pendekatan berbasis dialog, kesabaran, dan saling menghormati telah terbukti menjadi kunci keberhasilan ASEAN menghadapi berbagai tantangan selama ini.
“Itulah cara ASEAN—dipandu oleh dialog, kesabaran, dan saling menghormati. Melalui semangat itulah kita telah mengatasi tantangan di masa lalu dan harus terus bergerak maju,” lanjutnya.
Terkait keamanan maritim, Presiden Prabowo menyerukan agar ASEAN tetap bersuara dengan satu sikap untuk menegakkan prinsip hukum laut internasional, khususnya berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
Ia juga mendorong penyelesaian awal Code of Conduct (CoC) di Laut Cina Selatan yang efektif dan substantif pada tahun mendatang.
“Kita harus terus bersuara satu untuk menegakkan UNCLOS 1982 dan mengupayakan penyelesaian awal kode etik yang efektif dan substantif tahun depan,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Presiden Prabowo menyerukan solidaritas yang lebih kuat di antara negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dan ekonomi global.
Ia menegaskan bahwa persatuan ASEAN bukan sekadar slogan, melainkan jalan menuju masa depan yang damai dan sejahtera bagi seluruh rakyat di kawasan.
“Jika kita terpecah belah, kita kehilangan kredibilitas. Namun jika kita bersatu, kita tidak bisa diabaikan. Indonesia siap menapaki jalan ini bersama demi perdamaian, kesejahteraan, dan rakyat kita,” tandas Presiden Prabowo.
Foto : BPMI Setpres