Dampak BI Rate Naik ke Instrumen Investasi

Berita

Jakarta – Bank Indonesia (BI) resmi menaikkan bunga acuan sebesar 25 basis point menjadi 6%, dari sebelumnya 5,75% sejak Januari 2023. Kebijakan ini menjadi salah satu strategi BI untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan mengontrol tingkat inflasi.

Keputusan ini pun digadang bisa memberikan dampak positif terhadap iklim investasi. Pasalnya, kenaikan suku bunga biasanya akan diikuti oleh kenaikan Bunga Penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kenaikan Bunga Bank Umum diprediksi bisa menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,25% dan Bunga Bank Perekonomian Rakyat (BPR) menjadi 7% dari sebelumnya 6,75%.

Head of Marketing Deposito BPR by Komunal Vera Rosana mengatakan jika kenaikan Bunga Penjamin LPS terjadi dalam waktu dekat, maka masyarakat bisa semakin termotivasi untuk berinvestasi.

“Jika prediksi kenaikan Bunga Penjamin LPS ini benar terjadi dalam waktu dekat, maka akan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan simpanannya di bank, karena bisa mendapatkan bunga yang juga lebih tinggi, khususnya simpanan masyarakat dalam bentuk deposito,” ujar Vera dalam keterangan tertulis, Jumat (27/10/2023).

Jika prediksi ini terealisasi, maka bunga keuntungan deposito BPR akan menjadi lebih tinggi dari Kupon Return Obligasi yang mayoritas di sekitar <6,75% dan Fixed selama rata-rata >3 tahun. Perhitungan ini diasumsikan, jika masyarakat telah membeli obligasi di waktu sebelum kenaikan dari BI. Vera menilai, hal ini akan mempengaruhi minat masyarakat pada instrumen obligasi, khususnya obligasi pemerintah, karena ada pilihan instrumen investasi lain dengan keamanan dan menawarkan return yang lebih tinggi.

Selain obligasi, instrumen investasi lain yang diproyeksi terdampak adalah reksa dana, khususnya Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Pasar Uang. Pasalnya, bunga deposito BPR akan menjadi sangat kompetitif dengan tingkat return RDPT/RDPU yang rata-rata bisa memberikan keuntungan sekitar 7% – 10% per tahun.

Untuk mengatasi dampak perubahan BI rate yang tidak bisa diprediksi, masyarakat bisa mengelola risiko portofolio investasi dan melakukan diversifikasi.

“Solusi terbaik adalah dengan melakukan diversifikasi, don’t put your egg in one basket. Karena tidak ada instrumen investasi yang paling hebat, yang hebat adalah bagaimana cara masyarakat mengelola risiko dari instrumen investigasi yang dimiliki,” jelasnya.

Vera juga memberikan opsi lain kepada masyarakat, yakni diversifikasi investasi dengan Deposito BPR. Selain memberikan keuntungan yang sangat kompetitif dibandingkan instrumen rendah risiko yang lainnya, deposito BPR dapat memberikan tingkat keuntungan lebih pasti.

Keuntungan tentunya menyesuaikan dengan bunga deposito yang dipilih. Keamanan deposito BPR pun terjamin karena sudah mendapat perlindungan penjaminan dari LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank.

Untuk itu, masyarakat tidak perlu bingung lagi jika ingin melakukan diversifikasi investasi ke produk Deposito BPR. Aplikasi DepositoBPR by Komunal kini sudah tersedia sebagai aplikasi marketplace yang menyediakan khusus produk Deposito BPR, dan ada 200 lebih BPR terseleksi di seluruh Indonesia.

Dengan menggunakan aplikasi DepositoBPR by Komunal, masyarakat bisa dengan mudah melakukan diversifikasi ke produk simpanan dengan keamanan terjamin dan potensi keuntungan yang cukup tinggi layaknya produk investasi. Dengan begitu, masyarakat bisa merasakan dengan mudah untuk melakukan diversifikasi dan merasakan pengalaman yang lebih praktis untuk melakukan penempatan deposito di ratusan BPR tersebut dengan hanya cukup satu kali daftar melalui aplikasi saja.

“Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena seluruh BPR tergabung menjadi peserta penjaminan LPS, sehingga sudah aman dan dengan penawaran bunga deposito yang tinggi sesuai ketentuan LPS,” pungkas Vera.

Leave a Reply