BYD Masuk Korea Selatan, Isu Keamanan Data Pribadi Mencuat

Berita Ekonomi

Seoul, 11 Februari 2025- Masuknya BYD Co., produsen kendaraan listrik (EV) terkemuka asal China, ke pasar Korea Selatan telah memicu kekhawatiran akan potensi kebocoran data pribadi pengguna melalui kendaraan yang mereka produksi

Kekhawatiran ini muncul seiring dengan meningkatnya popularitas mobil listrik yang dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti konektivitas internet, pembaruan perangkat lunak jarak jauh (OTA), dan sistem navigasi

Model pertama BYD yang diluncurkan di Korea Selatan, Atto 3, dilengkapi dengan fitur-fitur tersebut. Para pengamat pasar khawatir bahwa data sensitif pengemudi, seperti informasi lokasi, riwayat perjalanan, dan preferensi pribadi, dapat dikumpulkan dan ditransfer ke China melalui fitur-fitur ini

“BYD harus mengungkapkan dengan tepat jenis data apa yang mereka kumpulkan dan bagaimana data tersebut diproses,” kata Yom Heung-yeol, profesor emeritus keamanan siber di Universitas Soonchunhyang. Ia juga menekankan pentingnya mekanisme “opt-out” yang memungkinkan konsumen menolak pengumpulan data pribadi mereka jika mereka memilihnya

BYD Korea telah menanggapi kekhawatiran ini dengan menyatakan bahwa mereka sepenuhnya memahami kekhawatiran pelanggan Korea mengenai keamanan data pribadi dan sepenuhnya mematuhi Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan. Mereka juga menegaskan bahwa data yang dikumpulkan di Korea Selatan dikelola secara lokal dan tidak dibagikan dengan kantor pusat BYD di China

Perusahaan juga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengintegrasikan DeepSeek, layanan kecerdasan buatan (AI) generatif China, ke dalam kendaraan mereka

Sebelumnya, produsen kendaraan listrik Tiongkok lainnya, Geely, mengumumkan rencana untuk menggabungkan model AI DeepSeek ke dalam kendaraannya, yang memicu kekhawatiran global akan potensi kebocoran data

Meskipun BYD memberikan jaminan, kekhawatiran tetap ada mengenai penyimpanan data pengguna Korea di server Tencent Cloud, yang dimiliki oleh perusahaan IT Tiongkok. Meskipun dikelola di Korea Selatan, penyimpanan data pengguna di server yang berafiliasi dengan Tiongkok telah memicu kekhawatiran di kalangan para ahli

Lim Jong-in, profesor emeritus di sekolah pascasarjana keamanan informasi Universitas Korea, mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan pemeriksaan ketat terhadap kendaraan BYD tidak hanya dari segi kinerja tetapi juga dari sudut pandang keamanan siber

Ia menambahkan bahwa ada kemungkinan kerentanan akses pintu belakang yang memungkinkan pihak ketiga melewati perlindungan keamanan dan mengakses data, seperti yang terjadi pada kasus Huawei di masa lalu.

Isu keamanan data pribadi dalam kendaraan listrik menjadi perhatian yang semakin besar seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi dan konektivitas.

Pemerintah Korea Selatan diharapkan untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk memastikan bahwa data pribadi warganya terlindungi, bahkan ketika berhadapan dengan perusahaan asing seperti BYD

sumber: Yonhap News