Jakarta – Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Lily Kresnowati mengatakan pihaknya mengoptimalkan program promotif dan preventif untuk keberlangsungan Program JKN. Hal itu diharapkan mampu mengendalikan angka penderita penyakit kronis.
Hal tersebut diungkapkan olehnya saat The ISSA Technical Seminar bertajuk Improving Health Insurance Systems, Coverage and Service Quality yang diselenggarakan oleh ISSA Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC Health) dan ISSA Liaison Office for East Asia National Health Insurance Service, berkolaborasi dengan National Health Insurance Service (NHIS), Korea Selatan, hari ini.
“Program promotif preventif diharapkan dapat mengendalikan angka penderita penyakit kronis serta memastikan status kesehatan peserta JKN menjadi lebih baik,” kata Lily Kresnowati dalam keterangan tertulis, Senin (11/10/2023).
Dia mengatakan, pada tahun 2022, pembayaran klaim pelayanan kesehatan Program JKN mencapai Rp 113,47 triliun. Adapun dari klaim tersebut terdapat delapan kasus penyakit berbiaya katastropik.
BPJS Kesehatan membiayai 23.265.166 kasus penyakit berbiaya katastropik ini dengan total pembiayaan sebesar Rp 24,05 triliun. Mulai dari penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, thalasemia, leukimia hingga sirosis hati.
“Sebagai upaya menurunkan angka tersebut, pada level pertama kami mengoptimalkan Skrining Riwayat Kesehatan. Kita kelompokkan peserta JKN yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi, jika berisiko tinggi, akan kita arahkan ke fasilitas kesehatan supaya diperiksa dan ditangani lebih lanjut segera. Tercatat sampai dengan 9 September 2023, terdapat 21,74 juta peserta JKN yang telah memanfaatkan pelayanan Skrining Riwayat Kesehatan untuk mengetahui potensi risiko penyakit yang dimilikinya,” ujar Lily.
Lily berharap layanan promosi, pencegahan, skrining dan konsultasi diperkuat, sehingga bukan hanya peserta JKN yang sakit saja yang dapat memanfaatkan layanan JKN tetapi juga yang sehat dapat memanfaatkannya. Skrining riwayat kesehatan dapat diakses peserta lewat Aplikasi Mobile JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA), atau website BPJS Kesehatan.
Saat ini, BPJS Kesehatan juga menjamin skrining kesehatan lanjutan seperti diabetes melitus, hipertensi, kanker serviks, dan kanker payudara. Menurut Lily, ke depannya jenis layanan skrining yang dijamin BPJS Kesehatan akan diperluas.
“Rencananya, layanan skrining yang dijamin BPJS Kesehatan akan ditambah lagi secara bertahap hingga menjadi 14 jenis skrining. Layanan skrining tersebut di antaranya meliputi skrining talasemia, skrining anemia, skrining hepatitis, skrining tuberkulosis, skrining kanker paru, dan beberapa skrining lainnya,” tutupnya.