
Washington, 15 Januari 2025- Jelang akhir masa jabatannya, presiden Joe Biden telah memutuskan untuk mencabut penunjukan Kuba sebagai negara sponsor terorisme. Dalam pernyataannya pada Selasa (14/1), Gedung Putih mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan pembebasan tahanan antara Amerika Serikat dan Kuba, seperti dilansir dari BBC
Kuba telah berjanji untuk membebaskan 553 tahanan yang ditahan karena berbagai kejahatan, termasuk para peserta protes antipemerintah empat tahun lalu. Langkah ini diharapkan dapat memperbaiki hubungan diplomatik antara kedua negara
Keputusan tersebut mendapat sambutan positif dari Kuba, dengan menyebutnya sebagai langkah ‘ke arah yang benar’ meskipun sifatnya terbatas.
“Keputusan ini mengakhiri tindakan pemaksaan tertentu yang bersama dengan banyak tindakan lainnya, menyebabkan kerusakan serius pada ekkonomi Kuba, dengan dampak yang parah pada penduduk,” kata Kementerian Luar Negeri Kuba dalam sebuah pernyataan
Namun, keputusan ini mendapat kritik dari beberapa anggota parlemen Partai Republik, termasuk Senator Ted Cruz dan Rick Scott, yang menyebut keputusan ini sebagai “hadiah perpisahan Joe Biden kepada para diktator dan teroris di seluruh dunia”. Mereka berjanji untuk bekerja sama dengan Presiden terpilih Donald Trump untuk membatalkan keputusan ini
Sebagai informasi, Donald Trump jelang akhir masa jabatan pertamanya sebagai presiden, memberlakukan kembali status negara teroris pada Kuba yang sempat dihapus era presiden Barack Obama pada tahun 2015, serta melarang bantuan ekonomi dan ekspor senjata ke negara tersebut
Tidak pasti, apakah setelah dilantik, Trump bakal kembali memberlakukan status teroris kepada Kuba, mengingat menteri luar negeri pilihannya, Marco Rubi, merupakan sosok yang getol menyerukan sanksi terhadap Kuba