Surabaya, 16 November 2024 – Pemerintah Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan optimalisasi Peran Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam meningkatkan kapasitas SDM Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang dengan pengelolaan sampah untuk mewujudkan Bontang Zero Waste. Optimalisasi tersebut dilaksanakan melalui kerja sama dengan Pusat Studi Kebijakan Nasional (Pusdiknas) dengan mengadakan kegiatan pelatihan di Kota Surabaya, Sabtu (16/11/2024).
Dalam keterangannya saat ditemui di sela-sela pelatihan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang Heru Triatmojo menjelaskan, rombongan rekan-rekan yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari, KSM di Kecamatan Bontang Utara dengan masing-masing direkturnya, manajernya, termasuk pegawai DLH sendiri dari bidang IV atau bidang pengelolaan sampah untuk belajar terkait peningkatan kapasitas KSM terhadap program pengelolaan lingkungan yang sudah ada di Kota Surabaya. “Saya berharap Kecamatan Bontang Utara yang hadir, termasuk Pak RT yang ada di KSM yang hadir pada hari ini, berjumlah 15 orang ini bisa menjadi pilot project di Bontang ke depannya,” ujar Heru.
Lebih lanjut, Heru menerangkan, karena di Kota Bontang itu ada tiga kecamatan dengan 15 kelurahan dan KSM-nya yang berkembang, maka menurut Heri, KSM merupakan ujung tombak dalam pengelolaan sampah dari sumbernya. Apalagi diketahui, dari segi regulasi yang bernama Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (JAKSTRADA), lebih mengarah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga lingkup Kabupaten/Kota yang terpadu dan berkelanjutan.
“Kami berharap di Bontang nanti juga ada pengurangan sampah yang sesuai dengan JAKSTRADA itu 30% dapat terasa dengan baik. Dan sampah atau residu yang musuh Tempat Pembuangan Akhir atau disingkat TPA itu berkurang. Sehingga umur TPA kita tuh akan lebih panjang lagi,” terang Heru.
Selama ini, Heru mengungkapkan meski Kota Bontang sebenarnya sudah memiliki capaian yang baik dalam pengelolaan sampah, tetapi Ia menilai masih banyak PR juga yang harus dikerjakan, yaitu budaya masyarakat.
“Selama ini kan masih pemerintah yang semangatnya lebih dalam menggerakkan pengelolaan sampah gitu ya. Meski masyarakatnya atau KSM-nya sudah ada cuman belum maksimal. Nah sekarang kami mau memaksimalkan dari masing-masing KSM atau lurah-lurah termasuk RT yang ada di sini yang sudah mengelola sampah, terutama organik, sudah dijadikan untuk pupuk kompos maupun pupuk cair. Selain itu, untuk tanaman toga di masing-masing RT yang ada di Kota Bontang, ke depannya juga kami akan maksimalkan dengan kelurahan-kelurahan yang lain yang ada di Kota Bontang,” ungkap Heru.
Melalui kegiatan ini, Heru membeberkan, ke depan pihaknya juga ingin menyampaikan ke masyarakat terkait pengelolaan sampah yang baik dan benar. Latar belakang memilih Kota Surabaya sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini, Heru mengatakan, karena Kota Surabaya telah dikenal menjadi ikon kota kebersihan.
Tindak lanjut setelah kegiatan ini, Heru menuturkan, pihaknya akan menugaskan Kecamatan Bontabg Utara dengan KSM yang ada sehingga menjadi pilot project. “Mereka nanti akan kami evaluasi apa yang sudah dilakukan dan apa mungkin yang bisa ada adopsi dari Surabaya yang bisa diterapkan,” tutur Heru.
Kepada masyarakat, Heru berpesan, apabila berbicara lingkungan terutama terkait dengan sampah yang harus diubah adalah habit atau kebiasaan sehari-hari. Dikatakannya, setiap hari per orang saat bangun tidur sudah memiliki limbah atau sampah yang dibuah dengan hitungan 0,5 atau 0,56 kilogram per hari per orang. Sehingga, setiap orang harus bisa mengurangi sampah ini dari sumbernya.
“Dan semaksimal mungkin kita melakukan kegiatan aktivitas itu jauh dari sampah, dengan tidak menghasilkan sampah, mengurangi sampah plastik. Terpenting, adalah merubah habit itu kebiasaan, dan kelelakuan kita,” pesan Heru.
Sementara itu, hadir sebagai pembicara, seorang Eco-Sociopreneur lingkungan, Novita Rahayu Purwaningsih menjelaskan, yang Ia paparkan di kegiatan ini adalah terkait cara atau metode mengubah sampah yang semulanya limbah menjadi barang atau produk yang layak dijual. Dalam paparannya, Novita menyampaikan terkait literasi digital, branding kampung, dan teknik fotografi produk unggulan kampung dengan menggunakan studio mini box.
Ia menilai suatu kampung atau daerah itu punya nilai jual sendiri dengan mengedepankan konsep branding atau ciri khas yang berpotensi untuk ditunjukkan. “Terkait branding kampung, di kegiatan ini saya akan menggali potensi di Kota Bontang. Kira-kira apa yang bisa dikembangkan untuk diolah atau dijadikan produk yang layak dijual. Nah itulah jadi apa yang kita punya di kampung itu, mungkin yang terbanyak kita hasilkan, itu bisa kita jadikan Branding kampung. Tapi itu tadi, harus mengikuti update terkini semuanya harus diperbarui terus, jangan cuman modelnya Itu-itu aja, ” jelas Novita.
Novita yang diketahui saat ini memiliki usaha fesyen bernama V-RA Collection ini menyampaikan, supaya branding kampung itu berjalan dengan baik, maka harus menerapkan digitalisasi pemasaran yang baik pula melalui media digital. Ia memberi tips agar konsisten melalukan pembaharuan unggahan di media sosial. “Supaya membrandingnya, tetap konsisten upload, posting. Tentunya dengan menambahkan hashtag, tagar, kayak gitu. Hashtag-nya jangan ketinggalan Kota Bontang,” ucapnnya.
Dengan kegiatan ini, Novita berharap, semoga para peserta yang mengikuti pelatihan ini tetap mengingat, dan ada tindak lanjut terus yang berkelanjutan ke depan untuk menhaga lingkungan dari sampah.
Sedangkan, salah satu peserta kegiatan bernama Sabransyah mengatakan, pihaknya mewakili penggerak pegiat lingkungan terutama KSM dari Kota Bontang pihaknya merasa sangat bersyukur dan berterima kasih karena telah diberi kesempatan sehingga bisa mengikuti kegiatan yang sangat luar biasa ini dalam hal untuk peningkatan kapasitas KSM.
“Dan kami juga meminta untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. Kegiatan ini lebih kepada digitalisasi, agar informasi terkait pengelolaan sampah itu bisa menjangkau seluruh masyarakat, lebih daripada rekan bahkan baik secara nasional maupun internasional. Kesempatan ini, akan kami manfaatkan sebesar-besarnya untuk peningkatan kapasitas, dengan diikuti para komunitas-komunitas lainnya supaya semakin banyak semakin mempercepat tujuan kita dalam hal itu melestarikan lingkungan,” kata Sabransyah.
Rencana ke depan setelah mengikuti kegiatan ini, sebagai salah satu peserta Sabransyah menyampaikan, pihaknya tentu akan mengadopsi apa yang sudah dipelajari khususnya terkait digitalisasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengelola lingkungan.
“Menurut saya memang sangat penting sekali untuk digitalisasi itu karena dia cepat sekali menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kita kan bekerja sama dengan beberapa elemen seperti dari media untuk konsep digitalisasi. Karena di sana (Kota Bontang) sudah sangat ketinggalan kalau kita tidak mengikuti, karena ini juga di era digitalisasi istilahnya. Maka kita kan meniru mengadopsi yang sudah bagus sebab itu bagus kan mudah-mudahan kita bisa melebihi daripada yang sudah kita dapat,” pungkas Sabransyah.