Mojokerto, 31 Juli 2024, Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya atau biasa disebut Petra Christian University (PCU) melaksanakan International Community Outreach Program (iCOP). Kali ini, Kabupaten Mojokerto kembali menjadi tempat berlangsungnya perpaduan budaya dan semangat gotong royong 117 mahasiswa lintas negara dalam COP (Community Outreach Program).
Memasuki tahun kesembilan pelaksanaannya di Kabupaten Mojokerto, program iCOP atau yang sama halnya seperti KKN internasional ini menjadi bukti komitmen PCU untuk terus melayani masyarakat. Tahun ini, 117 mahasiswa dari lima negara, mengikuti iCOP sejak 14 Juli hingga 7 Agustus 2024. Mereka saling berkolaborasi dalam membangun desa-desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Transform Society’ tersebut, merupakan program dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) PCU dan agenda tahunan yang menjadi unggulan. Ratusan mahasiswa lintas negara ini saling berinteraksi dengan masyarakat dan ditempatkan di beberapa desa.
Total ada lima lokasi pelaksanaan program iCOP PCU yaitu, Dusun Sumberjati, Desa Sumberjati, Dusun Petung, Desa Sumberjati, Dusun Kesiman, Desa Rejosari, Dusun Lebaksari, Desa Rejosari, dan Desa Jembul. Mereka didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dari PCU dan supervisor dari universitas peserta.
Dalam sambutannya, pada agenda soft launching Wisata ‘Kolam Renang di Atas Awan’, yang berlangsung di Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Rabu (31/7/2024), Rektor PCU Prof. Djwantoro Hardjito menyampaikan, para mahasiswa dalam program ini selama tiga minggu di tengah masyarakat, dan tinggal di rumah warga untuk membangun daerah.
“Jadi memang kami tidak mengizinkan mereka tinggal di Balai Desa atau akan pulang ke Surabaya. Semua harus tinggal di rumah warga. Nah ini ada 117 mahasiswa yang ikut, 63 diantaranya mahasiswa asing, kurang lebih separuh-separuh lah. Jadi separuh mahasiswa Indonesia, separuh mahasiswa asing,” tutur Prof. Djwantoro.
Lebih lanjut, Prof. Djwantoro menerangkan, mahasiswa asing tersebut berasal dari Belanda, Korea, Jepang, dan Taiwan. “Total ada lima negara dengan mahasiswa kita. Nah ini satu proses belajar yang luar biasa sebenarnya. Awal-awalnya 2-3 hari pertama pasti kacau balau, mungkin ada yang tidak cocok makanannya, sehingga ada gangguan perut dan seterusnya. Belum lagi berkomunikasi dengan bapak ibu angkat yang di rumah dan seterusnya,” terangnya.
Oleh karena itu, supaya komunikasi dan kegiatan berjalan lancar Prof. Djwantoro mengatakan, dalam setiap rumah tempat tinggal mahasiswa KKN diatur ada mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing di dalamnya.
“Karena tidak semuanya pintar berbahasa Inggris, bahasanya masing-masing. Tetapi setelah tiga minggu ini ternyata mereka sudah cocok dengan makanan yang dimasak bapak ibunya angkatnya,” ujar Prof. Djwantoro.
Prof. Djwantoro menuturkan, melalui kegiatan program KKN atau iCOP ini dapat menjadi kesempatan para mahasiswa untuk belajar kearifan lokal termasuk dari daerah di Kabupaten Mojokerto.
Di Desa Sumberpetung, secara teknis, para peserta mengerjakan proyek fisik maupun non fisik selama kurang lebih tiga minggu. Proyek ini disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing desa.
Dosen Architecture PCU, Roni Anggoro, yang menjadi DPL di Dusun Petung, mengatakan, di Dusun Petung ternyata membutuhkan sumber air dengan kualitas yang lebih baik.
“(kualitas airnya) Cukup keruh, padahal air di sana dipakai untuk mandi dan minum. Sehingga di dusun Petung ini, para peserta iCOP bersama dosen dan warga lokal saling bergotong royong membuat filter air,” kata Roni
Roni menyebut, ada dua buah tandon filter air yang dikerjakannya bersama para peserta. Dikatakannya, Ia mengganti teknologi yang digunakan dari bak filter yang sudah ada. “Semua materialnya kami upgrade menggunakan metode filtrasi baru yang lebih efektif, efisien, dan terjangkau,” ujar Roni.
Tak berhenti sampai di situ, para mahasiswa peserta iCOP juga memberikan pendampingan kepada masyarakat lokal tentang cara membuat filter air.