KETATNYA PERSAINGAN DASAPLAST SIAP JADI YANG TERDEPAN

Berita

Keyakinan IPF itu didorong oleh kian terbukanya pasar ekspor mamin dalam beberapa
tahun terakhir, sehingga juga menumbuhkan industri kemasan di tingkat hilir. IPF mengakui industri mamin paling banyak menyerap pasar industri kemasan, sehingga bisnis kedua sektor (mamin
dan kemasan) akan senantiasa berjalan seiring. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja industri mamin adalah yang terbesar keempat dibanding sub-sektor industri pengolahan lainnya pada kuartal II/2023.

Posisinya berada di bawah industri alat angkutan, logam dasar, dan elektronika yang masing-masing tumbuh 9,66 persen (yoy), 11,49 persen dan 17,32 persen. Maka itu IPF optimistis industri kemasan akan tumbuh di kisaran angka pertumbuhan industri mamin, yakni bisa tembus di atas 5 persen.
Terlebih pelaku usaha kini kian kreatif mengikuti tren dan perkembangan desain kemasan berbasis
digital, selain juga terus melakukan upaya minimalisir dampak lingkungan akibat sebagian besar bahan baku kemasan adalah plastik. Desain dan dampak lingkungan adalah dua hal

penting yang menjadi concern pelaku industri kemasan nasional, terlebih untuk mamin. Desain kemasan juga bisa menjadi brand image sebuah produk, sehingga cepatnya perubahan life style masyarakat juga diikuti oleh cepatnya perubahan desain kemasan produk. Selain itu industri kemasan juga aktif melakukan inventif untuk keamanan masa simpan produk, terutama terkait kemungkinan perubahan warna dan rasa pada produk akibat kemasan.

Jumlah pelaku usaha industri kemasan juga terus bertumbuh menyusul tingginya pasar (user) dalam
beberapa tahun terakhir. Sebagian besar adalah perusahaan swasta, dan sebagian lainnya adalah BUMN, BUMD, koperasi dan bahkan industri rumahan. Akibatnya persaingan usaha di sektor ini sangat ketat meski pasarnya terus terbuka dan bertumbuh. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X merupakan salah satu anak usaha BUMN yang juga bergerak di industri kemasan. Melalui anak usahanya yakni PT Dasaplast Nusantara, PTPN X terus meningkatkan produktivita dan kreativistas industri packaging–mengikuti tren dan perkembangan zaman.

Bukan hanya design yang terus dikembangkan, tapi juga komitmen terhadap dampak lingkungan
dengan basis teknologi moderen Dari sisi produksi, Dasaplast telah mampu memproduksi karung anti
slip dan sudah mendapatkan hak paten. Karung jenis ini banyak dipakai untuk gula dan garam. Karung anti slip lebih safety saat penyimpanan di gudang karena lebih memiliki daya cengkram, sehingga aman (tidak jatuh) ketika karung ditata dengan ketinggian tertentu. Kreativitas pembuatan karung anti slip ini dipicu kejadian adanya tembok jebol akibat kejatuhan karung isi gula.

Permintaan karung anti slip cukup tinggi, namun Dasaplast tetap melayani pemesanan karung biasa maupun karung dengan laminasi. Semua produk itu (woven bag dan inner bag) berbahan baku bijih plastik berkualitas. Pelanggan bisa memesan sesuai kebutuhan, mulai dari ukuran, warna, maupun desainnya. Dengan 121 mesin loom yang bisa di-setting sesuai kebutuhan, maka Dasaplast lebih fleksibel melayani pelanggan. Dasaplast juga memiliki empat unit mesin printing dengan kecepatan
produksi 40.000 meter/hari.

Selain karung plastik poli propilen (PP), inner bag poli etilen (PE), waring bag HD poli etilen atau HD PE,
Dasaplast juga produksi waring, baik untuk agronet maupun waring bag berupa kantong leno mesh dengan aneka warna sesuai pesanan. “Kami berupaya menjadi yang terdepan untuk flexible packaging. Kualitas produk, desain dan harga, adalah prioritas kami dalam menjalankan bisnis kemasan,” kata Jarot Prabasasongko,Manager Produksi & Teknik PT Dasaplast.

Leave a Reply