Fenomena Kendaraan Brebet beberapa Waktu Lalu, Masyarakat Minta Pertamina Jaga Kualitas BBM

Berita

Surabaya, Rabu 26 November 2025 – Fenomena motor dan mobil brebet usai mengisi BBM di SPBU Pertamina beberapa waktu lalu di sebagian wilayah Jawa Timur membuat masyarakat resah. Tidak hanya membuat motor mogok, namun juga membuat pekerjaan mereka menjadi terganggu karena harus membawa kendaraan ke bengkel.

Atas peristiwa tersebut, masyarakat ingin pihak Pertamina memperbaiki dan menjaga kualitas BBM agar kepercayaan masyarakat terhadap BBM milik plat merah tidak hilang. Ditakutkan masyarakat akan beralih ke SPBU Swasta yang pastinya akan merugikan Pertamina itu sendiri.

Keluhan itu dirasakan masyarakat salah satunya dari karyawan swasta di salah satu konsultan pajak. Mereka mengeluhkan motornya brebet saat digas dan ada pula yang mogok usia mengisi BBM di salah satu SPBU Wilayah Surabaya.

BG (33) warga Surabaya mengatakan pengalaman saat motor Honda PCXnya brebet. Pada saat itu, Rabu 28 Oktober 2025, ia mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU Surabaya. Beberapa hari setelah mengisi BBM, tiba-tiba motornya tidak mau lari saat digas full.

“Untuk penyebabnya saya tidak tahu ya waktu itu. Lalu saya bawa ke bengkel, tangki bensin dikuras, info dari pihak bengkel warna bensinya agak lain,” kata BG saat diwawancarai VNNMedia, Rabu (26/11/2025).

“Tapi setelah dikuras, dibersihkan ya motor sudah normal. Untuk sekarang sudah tidak ada masalah,” sambungnya.

BG melanjutkan untuk biaya perbaikan motornya tidak mahal, karena tidak banyak dilakukan pergantian sparepart. Namun yang menjadi masalah, karena membuat pekerjaannya terhambat karena harus membawa motor ke bengkel.

“Kemarin sempat dengar statement dari Pertamina jika pengolahan BBM sudah sesuai dengan SOP, pertanyaannya kenapa kok di sebagian wilayah Jawa Timur rata terdampak (brebet),” ujarnya.

Ia mengharapkan kedepan Pertamina menjaga kualitas pelayanan serta BBM mereka. Terlebih menurutnya perusaahan plat merah seharusnya lebih baik pelayanannya dibandingkan perusahaan swasta.

AM (27) karyawan swasta lainnya di Kantor Konsultan Pajak juga merasakan hal yang sama. Saat itu pada Kamis 6 November 2025 ia mengisi motor Honda Beat dengan BBM jenis Pertamax di SPBU Surabaya.

Keesokan harinya, lanjut AM, sewaktu berangkat kerja, motornya tiba-tiba tidak mau jalan saat di gas. Ia sempat mendorong motor hingga akhirnya menghubungi teman untuk minta bantuan dibawa ke bengkel.

“Saat dibengkel banyak yang diganti kayak filter bensin, busi, karburator dan lainnya. Tentunya menghambat pekerjaan, waktu itu saya telat masuk karena motor mogok,” ujar AM.

“Saya berharap Pertamina lebih menjaga kualitas BBM dan pelayanan,” imbuhnya.

Tidak hanya BG dan AM, SF (25) salah satu karyawan Konsultan Pajak asal Surabaya juga mengalami hal sama yakni motor Honda PCX-nya brebet. Ia menceritakan saat itu Senin, 27 Oktober 2025 pagi mengisi bensin untuk berangkat kerja. Motornya mulai bermasalah saat ia akan pulang kerumah. Waktu itu motor tidak bisa di gas dan kecepatan maksimal hanya 50 km/jam.

“Digas kecepatan mentok di 50 km/jam. Saya bingung kenapa motor jadi begini dan ternyata besok paginya ada banyak keluhan dari warga lain sama kayak kita brebet juga,” kata SF.

SF melanjutkan terkait fenomena banyaknya keluhan motor brebet, dirinya memastikan pasti ada yang salah dengan BBM. Meskipun begitu ia tidak bisa memastikan apakah benar penyebab motor brebet karena BBM karena tidak mempunyai data.

“Lalu saya tidak langsung kebengkel ya mas. Baru lima hari ke bengkel dan waktu itu yang diganti busi, sensor TVS, kalbuku, bearing pully,” bebernya.

SF melanjutkan sebagai perusahaan pelat merah yang mengatur hajat terkait BBM banyak orang, ia berharap adanya perbaikan dari Pertamina terkait layanan, kualitas dan lain-lain. Hal ini menurutnya sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.

“Pastinya banyak orang yang kecewa dengan kejadian itu. Tapi saya tetap memilih BBM plat merah dibandingkan swasta namun tetap harus dijaga kualitasnya,” jelasnya.

Dilain sisi, DN (49) Karyawan Swasta, warga Surabaya, juga mengalami hal sama. Mobil miliknya mengalami brebet usai mengisi BBM jenis Pertalite meskipun tidak sampai mogok.

“Seingat saya pada Senin 3 November 2025 mobil mulai brebet usai isi bensin. Karena terus brebet saya putuskan ke Mitsubishi dealer pada 15 November. Setelah maju ke service advisor, service advisor bilang setiap Minggu ada kasus bahan bakar,” ucap DN saat dihubungi VNNMedia, Rabu (26/11/2025).

“Terus tangki mobil dikuras semua, tangki nya dibongkar, dibersihkan, terus businya itu jadi kerak putih. Itu sih keluahannya jadi makan waktu, makan biaya, dan segala macam,” sambungnya.

Ia berharap kedepannya Pertamina memberikan BBM yang berkualitas pada konsumen.

“Kalau saran ya, kan kita, istilahnya dari konsumen ini kan kita pakai dan kita juga bayar cash, kita nggak ngutang gitu. Maksudnya ya berikanlah sesuai kualitas yang ditulis di situ, jangan sampai seperti ini. Kan merugikan ya. Saya harus buang pertalite, kemudian saya masih harus bayar ongkos bongkar tengki, terus kemudian waktu itu nggak bisa kerja karena service seharian. Itu kan sangat merugikan ya,” bebernya.

“Ya, saya berharap Pertamina bertanggung jawablah. Mungkin nggak perlu kembalikan uang saya, tapi pertanggung jawabkanlah produk yang sudah dikeluarkan itu dalam kondisi baik gitu. Jangan sampai menyusahkan kita masyarakat,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, banyaknya keluhan masyarakat di Jawa Timur (Jatim) yang sepeda motornya ‘brebet’ hingga mogok usai isi BBM. Atas kejadian tersebut, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyampaikan permohonan maaf.

“Mohon maaf dengan adanya ketidaknyamanan atas laporan masyarakat terkait kendala pada mesin kendaraan bermotor setelah pengisian BBM jenis Pertalite di beberapa SPBU wilayah distribusi Jawa Timur,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi di Tuban, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025) melansir Antara.

Ahad menjelaskan bahwa seluruh proses distribusi BBM telah dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku, termasuk pemeriksaan mutu produk melalui pengujian laboratorium sebelum disalurkan kepada masyarakat.

“Setiap tahapan distribusi dilakukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga,” ujar Ahad.

Sebagai langkah tindak lanjut, Pertamina Patra Niaga telah melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan terhadap produk Pertalite yang berasal dari Terminal BBM Tuban dan Terminal BBM Surabaya sebagai mayoritas supply point BBM area terdampak dan hasilnya BBM dinyatakan on spec atau sesuai spesifikasi.

“Saat ini sedang berjalan investigasi lanjutan untuk pengecekan kualitas dan kuantitas (QQ) BBM di level SPBU sebagai titik distribusi akhir kepada masyarakat. Rangkaian investigasi ini dilaksanakan guna memastikan kualitas dan kesesuaian spesifikasi produk,” kata Ahad.

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News