Bank Jatim Catat Kinerja Positif, Aset Tembus Rp125 Triliun dan Laba Bersih Naik 23,5 Persen

Berita Ekonomi

SURABAYA, 2 NOVEMBER 2025 – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus menunjukkan kinerja impresif di tengah dinamika ekonomi nasional.

Hingga September 2025, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu berhasil membukukan pertumbuhan positif di hampir seluruh lini bisnis, sejalan dengan fokus perusahaan untuk memperkuat kualitas aset, memperdalam ekosistem digital, dan memperbesar skala bisnis.

Direktur Utama Bank Jatim Winardi Legowo menjelaskan, peningkatan kapasitas bisnis dilakukan secara terukur dengan menitikberatkan pada kualitas aset dan pertumbuhan dana yang berkelanjutan. Penyaluran kredit tetap dijaga agar prudent dan selektif, sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terus diperkuat.

“Kami berupaya menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dengan profil risiko yang terukur. Pendalaman ekosistem digital juga terus kami lakukan agar seluruh segmen pasar — baik pemerintah daerah, UMKM, maupun masyarakat — dapat terintegrasi dalam layanan digital yang mudah, cepat, dan aman,” ujar Winardi di Surabaya.

Untuk mempercepat pertumbuhan skala bisnis, Bank Jatim tidak hanya mengandalkan pertumbuhan organik, tetapi juga melakukan sejumlah aksi korporasi strategis. Sejak akhir 2024, Bank Jatim telah menjalankan penyertaan modal ke beberapa BPD melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB) dan penerbitan obligasi.

Setelah mendapatkan persetujuan OJK untuk ber-KUB dengan Bank NTB Syariah, tahun ini Bank Jatim melanjutkan proses serupa dengan empat BPD lain yang telah menandatangani Share Holder Agreement (SHA).

“Kami telah menanamkan modal sebesar Rp100 miliar ke Bank NTT sebagai bagian dari pembentukan KUB. Kami berharap izin efektif dari OJK dapat segera keluar untuk mengakselerasi proses konsolidasi,” terang Winardi.

Secara konsolidasi, kinerja Bank Jatim hingga akhir September 2025 mencatatkan hasil solid. Total aset mencapai Rp125,1 triliun, tumbuh 17,3 persen (YoY). Pertumbuhan aset tersebut didorong peningkatan penyaluran kredit sebesar Rp80,2 triliun atau naik 29 persen YoY, serta penghimpunan DPK sebesar Rp99,3 triliun, meningkat 13,5 persen YoY.

Pendapatan bunga bersih juga meningkat 29,2 persen YoY menjadi Rp5,10 triliun, dengan laba bersih konsolidasi mencapai Rp1,14 triliun atau tumbuh 23,5 persen YoY.

“Kami tetap optimistis melihat peluang di tengah tantangan ekonomi. Pertumbuhan kredit masih kuat, tetapi kami lebih fokus pada kualitas dan keberlanjutan bisnis,” tegas Winardi.

Salah satu kekuatan utama Bank Jatim adalah jangkauan jaringan yang luas dan transformasi digital melalui JConnect, yang mencatat peningkatan signifikan baik dari sisi pengguna maupun volume transaksi.

Sebagai langkah memperkuat pendanaan dan menjaga likuiditas, pada September 2025 Bank Jatim juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I senilai Rp2 triliun dengan tenor 3 dan 5 tahun, yang mendapat sambutan positif dari investor dengan oversubscribe 1,15 kali.

“Penerbitan obligasi ini menjadi strategi kami dalam mendukung ekspansi bisnis sekaligus menjaga stabilitas struktur pendanaan,” pungkas Winardi.

Dengan pencapaian ini, Bank Jatim semakin mempertegas posisinya sebagai BPD dengan kinerja keuangan kuat dan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.